YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku pembacokan di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, telah ditangkap.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun menyebutkan bahwa aksi kekerasan itu telah mencoreng pariwisata DIY.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, para pelaku harus diadili dengan setimpal karena melakukan penganiayaan di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Baca juga: Jadwal Terbang Batik Air dari Yogyakarta ke Singapura dan Kuala Lumpur
Itu mengingat tempat kejadian bedekatan dengan Istana Negara Gedung Agung, serta kawasan wisata Malioboro dan Keraton Yogyakarta.
"Banyak merugikan masyarakta. Kita serahkan proses hukum ke polisi supaya ada efek jera," kata Aji kepada Kompas.com, Minggu (12/2/2023).
Ia menilai aksi penganiayaan ini juga mencoreng citra pariwisata DIY, ditambah video penganiayaan juga viral di media sosial.
"Sudah jelas (mencoreng sektor wisata), pemberatnya di situ. Ini meyangkut nama baik Yogyakarta dan ekonomi masyarakat. Kami serahkan ke penegak hukum untuk diberi hukuman yang setimpal," katanya.
Baca juga: Kompleks Pagelaran Keraton Yogyakarta Ditutup sampai Akhir Tahun 2023
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan bahwa dunia pariwisata tidak bisa lepas dengan keamanan dan kenyamanan.
Jika, dalam suatu daerah tidak dapat memberikan rasa aman dan nyaman, maka turis enggan untuk datang berwisata.
Singgih menambahkan, para pelaku yang terlibat dalam tindak kekerasan ini harus mendapatkan tindakan tegas karena teah mencoreng pariwisata Kota Yogyakarta.
"Tindak tegas dan tumpas habis, ini bisa mencederai sektor pariwisata yang telah dibangun secara totalitas," kata dia.
Menurut dia, Dinas Pariwisata bersama pelaku wisata telah mengupayakan membangkitkan kembali wisata di Yogyakarta pascapandemi. Kejadian kekerasan ini dapat meruntuhkan citra pariwisata Yogyakarta.
Baca juga: Yogyakarta Jadi Daerah Termiskin, Pariwisata Dinilai Bisa Jadi Solusi
Menurut Singgih penjagaan selama 24 jam, khususnya di kawasan Malioboro, bisa ditempuh agar kejadian tersebut tak terulang.
"Untuk awal-awal ini mungkin, ya, tapi nanti setelah tertata dengan baik, ekosistem sudah berjalan, bisa ditempuh cara-cara yang lebih mudah. Apalagi, sebenarnya CCTV itu kan sudah meng-cover setiap sudut kota, bisa diandalkan," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.