Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pesawat Tidak Bisa Mundur Sendiri? Simak Penjelasannya

Kompas.com - 15/02/2023, 11:46 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak fakta tentang pesawat terbang yang menarik untuk diketahui masyarakat. Salah satunya adalah, kenapa pesawat tidak bisa mundur sendiri?   

Saat di bandara, penumpang bisa melihat persiapan pesawat lepas landas dari ruang tunggu. Jika diperhatikan, pesawat biasanya didorong mundur menggunakan kendaraan khusus menuju taxiway atau penghubung landasan pacu.

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Bisa Naik Pesawat? Simak Ketentuannya Agar Aman

Baca juga: Naik Pesawat Bikin Mudah Lelah? Ternyata Ini Sebabnya

Nah, pertanyannya kenapa pesawat tidak bisa mundur secara mandiri saat berada di bandara ketika hendak lepas landas? Simak penjelasannya berikut ini.

Kenapa pesawat tidak bisa mundur sendiri

Berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi Angkasa Pura Airports, @ap_airports, pesawat tidak bisa mundur sendiri atau disebut dengan istilah self pushback.

Alasannya, karena mesin pesawat hanya memiliki daya dorong ke belakang atau thrust. Jika thrust diaktifkan, laju pesawat akan mengarah ke depan.

Baca juga: Mengapa Ponsel Harus Airplane Mode Saat Naik Pesawat?

Oleh sebab itu, thrust pada umumnya digunakan untuk meningkatkan kecepatan pesawat saat lepas landas maupun di udara.

“Pesawat tidak bisa mundur sendiri karena arah tenaga mesinnya hanya ke belakang saja. Untuk itu, pesawat butuh bantuan alat eksternal sebagai pendorong,” tulis Angkasa Pura Airports dikutip Kompas.com, Rabu (15/2/2023).

ilustrasi pushback pesawat menggunakan pushback tractorDok. Lion Air ilustrasi pushback pesawat menggunakan pushback tractor

Dengan demikian, pesawat membutuhkan bantuan untuk berjalan mundur. Adapun, proses mendorong mundur pesawat ini biasa disebut dengan istilah pushback.

Pushback dilakukan menggunakan bantuan alat seperti pushback tractor, pushback truck, atau pushback tug. Agar prosesnya berjalan lancar, pushback tractor harus berbentuk lebih rendah dari pesawat.

Pushback dilakukan dengan cara menyambungkan towbar di antara pesawat ke pushback tractor. Bagian yang didorong adalah roda depan pesawat,”imbuh Angkasa Pura Airports.

Baca juga: 3 Alasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Saat Naik Pesawat

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Ilustrasi pesawat di salah satu bandara PT Angkasa Pura Idokumentasi PT Angkasa Pura I Ilustrasi pesawat di salah satu bandara PT Angkasa Pura I

Apa itu reverse thrust?

Selain sistem thrust, sejumlah mesin pesawat sebetulnya memiliki mode reverse thrust atau sistem dorongan terbalik, seperti dilansir dari laman Simple Flying.

Berbanding terbalik dengan thrust, reverse thrust adalah sistem yang menghasilkan dorongan ke depan atau dorongan terbalik. Alhasil, laju pesawat mundur ke belakang.

Baca juga: 5 Tips Naik Pesawat dengan Anak agar Tidak Rewel

Beberapa pesawat menggunakan mode reverse thrust ketika hendak mendarat sehingga membantu memperlambat lajunya. Lantas, kenapa pesawat tidak menggunakan mode reverse thrust untuk mundur sendiri di bandara?

Ilustrasi pesawat Batik AirDok. Shutterstock/eka.viation Ilustrasi pesawat Batik Air

Masih dari sumber Simple Flying, ternyata sejumlah pesawat komersial dilarang menggunakan sistem ini. Berikut beberapa alasannya:

1. Efek dari hembusan udara keluar pesawat

Secara sederhana, cara kerja reverse thrust adalah mesin pesawat menyedot udara ke dalam mesin. Selanjutnya, udara yang masuk tidak dialirkan ke dalam tetapi dikeluarkan kembali melalui bukaan lain di sisi pesawat sehingga mendorong pesawat mundur.

Nah, udara yang dihembuskan keluar dari mesin pesawat ini akan menimbulkan efek di area parkir pesawat. Mulai dari debu-debu hingga puing berserakan.

Baca juga: 2 Tindakan yang Harus Dilakukan jika Bagasi Nyasar Saat Naik Pesawat

Kondisi tersebut tentunya akan mempengaruhi area bandara, pesawat lain yang sedang parkir, maupun petugas di sekitarnya.

Jika hendak menggunakan mode reverse thrust, maka petugas harus memastikan area parkir pesawat bersih sebelum mesin diaktifkan. Hal ini tentunya  menghabiskan waktu dan tenaga lebih banyak dibandingkan proses pushback dengan bantuan pushback tractor, pushback truck, atau pushback tug

2. Efek pusaran mesin 

Pertimbangan lainnya pesawat tidak menggunakan mode reverse thrust adalah mesin pesawat yang menyedot udara menciptakan pusaran karena tenaga yang digunakan lebih besar.

Efek dari pusaran mesin pesawat dikhawatirkan bisa menyedot benda-benda masuk yang justru berpotensi merusak mesin.

3. Polusi suara

Mode reverse thrust juga menghasilkan suara kencang, sehingga dikhawatirkan menimbulkan polusi suara yang menganggu penumpang di area bandara.

Baca juga: 3 Tips Kurangi Sakit Punggung dan Leher Saat Naik Pesawat

4. Membutuhkan lebih banyak bahan bakar 

Karena menggunakan tenaga lebih besar, maka mode reverse thrust juga membutuhkan lebih banyak avtur, bahan bakar pesawat. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan bagi maskapai penerbangan.

5. Pernah menyebabkan kecelakaan 

Terakhir, ternyata mode reverse thrust pernah menjadi penyebab kecelakaan Lauda Air di Hong Kong pada 26 Mei 1991. Insiden fatal itu menewaskan 223  penumpang dan kru pesawat.

Hasil penyidikan mengungkapkan penyebab jatuhnya pesawat rute  Hong Kong-Austria itu adalah reverse thrust deployment, atau kesalahan sistem dorongan terbalik. 

Baca juga: Jangan Pakai 7 Barang Ini Saat Naik Pesawat

Lima menit setelah lepas landas, pilot menerima peringatan yang menunjukkan bahwa kegagalan sistem dapat menyebabkan sistem dorongan terbalik pada mesin nomor satu pesawat aktif.

Beberapa menit setelah peringatan itu, mesin dorongan terbalik aktif sehingga membuat pesawat menukik tajam ke kiri dan menewaskan 233 penumpang dan awak di dalamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com