Sehingga, untuk membangun terowongan menuju Katedral perlu menggali tanah lebih dalam lagi, yang menurut kalkulasi anggaran, dana yang diperlukan pun jauh lebih besar.
"Bagaimana kelau jembatan? Kalau jembatan sudah banyak dan malah merusak pemandangan," katanya.
Nazaruddin mengatakan bahwa usulan pembangunan terowongan bawah tanah tersebut sempat ditolak. Akan tetapi setelah ia mengajukan ke Presiden Joko Widodo, usulan tersebut diterima.
Baca juga:
"Di luar dugaan, presiden menyetujui, dan dalam tempo yang singkat akhirnya yang tadinya tidak setuju, jadi setuju, karena ini akan menjadi ikon," jelasnya.
Setelah mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo, maka mulailah dibangun sebuah terowongan yang diberi nama Terowongan Silarurahmi.
Nazaruddin mengatakan bahwa terowongan penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyeberangan. Nantinya, terowongan tersebut akan dijadikan sebagai ikon pembelajaran.
"Bahkan kita sering menggunakannya (terowongan) untuk meeting interfaith (diskusi antar umat beragama), karena lumayan luas," katanya.
Selain menjadi tempat pertemuan, terowongan ini direncanakan nantinya juga akan dijadikan sebagai museum penyeberangan.
Baca juga:
Museum tersebut bakal dilengkapi dengan hiasan ikonik dari tembaga berbentuk tangan yang saling berjabatan, lampu, serta musik yang mengalun di dalam terowongan.
"Ya, akan dibuka untuk umum, cuma sekarang ikon itu belum dipasang," katanya.
View this post on Instagram
Nazaruddin mengatakan bahwa pembukaan Terowongan Silaturahmi ini direncanakan akan diresmikan pada 22 Februari 2023 mendatang, bertepatan dengan hari jadi Masjid Istiqlal yang ke-45.
Baca juga:
Akan tetapi peresmian tersebut belum bisa dipastikan. Sebab, karya seni yang akan menjadi ikon terowongan masih dalam tahap penyelesaian.
"Karya seni itu harus membutuhkan waktu, awalnya (diusulkan) dari seniman asal Bali, Jogja, Jawa Tengah, dan Bandung. Akhirnya (karya seni yang akan dipajang) berasal dari arsitek ITB," terang Nazaruddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.