Nazaruddin mengatakan bahwa Masjid Istiqlal dibangun di kawasan bekas benteng Belanda, yaitu Benteng Frederick Hendrik dan bekas lahan Taman Wilhelmina.
Dikutip dari laman resmi Istiqlal, Taman Wilhelmina ini dulu dibangun oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada 1834.
"Di sini (dulu) pusat kerajaannya Belanda, Benteng Wilhelmina," kata Nazaruddin.
Pemilihan lokasi Masjid Istiqlal merupakan usul dari Bung Karno. Nazaruddin menyampaikan, keputusan tersebut mulanya sempat ditolak oleh Bung Hatta (Mohammad Hatta) karena kawasan bekas benteng tersebut tampak tidak terlalu ramai.
Akan tetapi, setelah melakukan perundingan, akhirnya mendapat kata sepakat untuk membangun Masjid Istiqlal di tanah bekas benteng Belanda.
Salah satu bukti peninggalan zaman Belanda di kawasan Masjid Istiqlal yang masih ada sampai saat ini yaitu lubang besar serupa terowongan bawah tanah di bawah bangunan masjid.
Menurut Nazaruddin, terowongan tersebut dulunya merupakan tempat pelarian pada zaman Belanda. Bahkan, jika dilakukan proses pelacakan terowongan saat ini, terowongan tersebut akan terdeteksi.
"Dulu tempat pelarian kalau ada apa-apa. (Orang yang masuk ke terowongan) tiba-tiba bisa muncul di Gajah Mada, atau tiba-tiba bisa muncul di Borobudur, jadi ini (terowongan bawah tanah) bercabang-cabang," terangnya.
Akan tetapi guna menjaga keamanan kawasan Masjid, kata Nazaruddin, saat ini akses terowongan bawah tanah tersebut ditutup.
Baca juga: Kisah di Balik Terowongan Silaturahmi, Penghubung Masjid Istiqlal dan Katedral