Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Nama Masjid Istiqlal, Ternyata Nazar dari Bung Karno

Kompas.com - 16/02/2023, 21:37 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Nama Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat mungkin sudah sering didengar. Namun, tahukah siapa yang awalnya mencetuskan nama "Istiqlal"?

"'Istiqlal' itu artinya merdeka atau kemerdekaan, itu nazarnya Bung Karno (Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno)," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar saat ditemui oleh Kompas.com di Masjid Istiqlal, Selasa (14/2/2023).

Baca juga:

Seperti namanya, Masjid Istiqlal merupakan rumah ibadah yang ingin dibangun oleh para ulama setelah Indonesia merdeka pada 1945.

 

Usulan pembangunan rumah ibadah tersebut kemudian direalisasikan oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, Mohammad Hatta (Bung Hatta).

Selama proses perencanaan pembangunan, terdapat perbedaan pendapat antara Bung Karno dan Bung Hatta, khususnya dari segi pemilihan lokasi masjid.

 

Bung Hatta mengusulkan untuk membangun masjid di daerah Tanah Abang karena dekat dengan keramaian.

Baca juga:

Sementara itu, Bung Karno mengusulkan untuk membangun masjid di kawasan bekas benteng Belanda.

Setelah mempertimbangkan berbagai hal, maka diputuskan untuk membangun masjid di kawasan bekas benteng Belanda, yaitu Benteng Frederick Hendrik dan bekas lahan Taman Wilhelmina.

 

Material bangunan Masjid Istiqlal tidak menggunakan kayu

Suasana kawasan Masjid Istiqlal yang telah rampung 100 persen direnovasi, di Jakarta, Kamis (27/8/2020). Sedianya renovasi yang dimulai pada Mei 2019 ditargetkan rampung sebelum bulan Ramadhan 2020, namun mundur karena terjadi pandemi Covid-19 dan diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Suasana kawasan Masjid Istiqlal yang telah rampung 100 persen direnovasi, di Jakarta, Kamis (27/8/2020). Sedianya renovasi yang dimulai pada Mei 2019 ditargetkan rampung sebelum bulan Ramadhan 2020, namun mundur karena terjadi pandemi Covid-19 dan diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Nazaruddin mengatakan, pada saat itu Bung Karno bertekad untuk membangun sebuah masjid kebanggaan yang akan bertahan hingga 3.000 tahun.

Oleh karena itu, material bangunan yang digunakan untuk membangun masjid pun harus bagus dan berkualitas.

"Tidak ada kayu sedikit pun di masjid ini, semuanya dari besi, besinya pun stainless," kata Nazaruddin.

Baca juga:

Ia memaparkan, salah satu bukti kokohnya material yang digunakan untuk membangun masjid ini yaitu tidak adanya bekas yang tersisa di Masjid Istiqlal saat terjadi gempa.

"Bangunan ini sangat kokoh, berlapis-lapis besi. Bahkan, saat pemugaran kemarin kita tidak bisa membangun toilet karena banyak besi berlapis-lapis," katanya. 

Proses pembangunan masjid Istiqlal berlangsung selama kurang lebih 17 tahun, yakni mulai  24 Agustus 1961 hingga diresmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com