KOMPAS.com - Gempa bumi yang mengguncang Turkiye dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu, menelan puluhan ribu korban jiwa dan luka-luka. Selain itu, musibah tersebut menghancurkan bangunan, termasuk masjid tertua di Turkiye dan gereja tertua di dunia.
Melansir dari laman Euronews, masjid tertua di Turkiye dan gereja tertua di dunia tersebut berada di Kota Antakya, Provinsi Hatay, Turkiye.
Baca juga: Gempa Turkiye Hancurkan Sebagian Bangunan Kastel Peninggalan Romawi
Baca juga: Gempa Turkiye, 4 Bangunan Ikonik Ini Rusak
Keduanya adalah Masjid Habib-I Nejjar dan Gereja Ortodoks Antiokhia, atau dikenal sebagai Gereja Antakya. Bangunan suci umat beragama Islam dan Kristen tersebut, hancur menjadi puing-puing akibat guncangan gempa.
Adapun Kota Antakya, atau Kota Antiokhia merupakan salah satu kota kuno di Turkiye, yang diperkirakan sudah berdiri sejak 300 tahun sebelum masehi pada masa pemerintahan Jenderal Alexander Agung, seperti dikutip dari Britannica.
Melansir CNN, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 tersebut diyakini sebagai gempa terkuat sejak 1939, berdasarkan data dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS). Pusat gempa berada di 23 kilometer timur Nurdagi, Provinsi Gaziantep, Turkiye, seperti dilansir dari The Washington Post.
Baca juga: Wisata Medis ke Turkiye Tidak Perlu Visa
Kubah dan dinding masjid Masjid Habib-I Nejjar hampir runtuh semuanya, seperti dikutip dari Euronews. Masjid Habib-I Nejjar dibangun pada abad ke-7 dan merupakan masjid tertua di Turkiye.
Masjid tersebut sangat berarti bagi umat Islam di Turkiye, dan dunia pada umumnya. Dulunya, umat Islam berkunjung ke masjid ini sebelum berziarah ke Makkah.
“Masjid Habib-I Nejjar ini sangat berharga bagi kami, umat Islam. Pada malam Lailatul Qadr (hari dalam akhir bulan Ramadhan) kami biasa datang ke sini untuk sholat,” kata Havva Pamukcu, warga muslim setempat, dikutip dari Euronews.
Baca juga: Turki Ganti Nama Jadi Turkiye, Ternyata Ini Alasannya
Masjid Habib-I Nejjar pernah menjadi tempat ibadah berbagai agama di Turkiye, seperti dikutip dari Safarway.
Pada awalnya, masjid ini merupakan kuil pagan, kemudian berubah menjadi gereja yang didedikasikan untuk Santo Yohanes. Bangunan ini kemudian beralih fungsi menjadi masjid pada masa Bani Umayyah.
Namun, pada masa pemerintahan Tentara Salib, bangunan masjid beralih fungsi menjadi gereja. Bangunan ini akhirnya menjadi masjid dengan nama Habib-I Nejjar hingga saat ini.
Baca juga: 4 Negara Favorit Turis Indonesia, Paket Turkiye Mulai Rp 11 Jutaan
View this post on Instagram
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.