KOMPAS.com - Ribuan masyarakat Ngada di Jakarta kembali merayakan pesta adat sekaligus ritual agama, Reba, di Anjungan Nusa Tenggara Timur (NTT), Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Ketua Paguyuban Keluarga Besar Ngada Jabodetabek Damianus Bilo mengatakan, diperkirakan kali ini hadir sekitar 2.000-3.000 pengunjung Festival Reba di TMII dari berbagai kalangan.
"(Dihadiri) 2.000-3.000 orang, tidak dari Ngada semua. Sebagian besar dari Ngada, tapi ada tokoh-tokoh dari kabupaten lain di NTT, bahkan dari luar NTT juga kita undang," kata Damianus Bilo di lokasi, Sabtu (18/2/2023).
Baca juga: 4 Tips Naik Bus Listrik di TMII, Ketahui Rute dan Potret Peta
Mengusung tema "Merawat tradisi mencipta harmoni", ritual Reba 2023 akhirnya diadakan secara offline, setelah dua tahun sebelumnya dilaksanakan terbatas akibat pandemi Covid-19.
Adapun Pesta Reba merupakan upacara syukur masyarakat Ngada, di Flores, Nusa Tenggara Timur atas penyelenggaraan Dewa Zeta Nitu zale, yaitu ucapan terima kasih kepada Wujud Tertinggi yang dipercayai masyarakat Ngada sejak ribuan tahun silam.
Damianus menjelaskan bahwa sebagai perayaan syukur, Reba biasanya dirayakan pada Januari-Februari, bertepatan dengan musim hujan.
"Reba Ngada itu adalah tradisi yang berlangsung di Ngada. Masyarakat Ngada mengadakan upacara syukuran dalam kegembiraan untuk mensyukuri segala pemberian yang Tuhan berikan di dalam kehidupan," tuturnya.
Terutama, kata dia, kecukupan untuk kesehatan, makanan yang berlimpah dan merayakan itu sebagai sebuah syukuran bersama.
Baca juga: TMII Dulu dan Sekarang, Ini 5 Perbedaannya
Sedangkan untuk tanggal pelaksanaan, ritus (seremonial) Reba ditentukan berdasarkan kalender adat yang disebut paki sobhi (tahun sisir) atas petunjuk seorang Mori kepo vesu (pemegang adat istiadat) sebagai pihak yang berwenang.
Kendati berbeda-beda dari satu suku atau kelompok masyarakat di Ngada, perayaan Reba umumnya memiliki tiga tahap utama, yakni Kobe Dheke, Kobe dhai, dan Kobe Su’i.
Setiap tahap memiliki tiga elemen tetap yaitu doa (kena Ine Ema), kurban (dhi fedhi nee puju pia), dan perjamuan (ka maki reba/toka wena ebu) atau makan bersama.
“Perayaan Reba sebenarnya merupakan perayaan simbolis dari rancang bangun religiusitas orang Ngada, rancang bangun dari relasi manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan lingkungannya," imbuh Romo Edu Dopo, perwakilan Komunitas Masyarakat Ngada di Jakarta, dalam kesempatan serupa, Sabtu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.