Ia yang sudah ratusan kali ikut kontes sejak tahun 2010 lalu, menerjunkan sebanyak 25 ikan koi untuk seluruh kategori dan kelas yang dilombakan.
“Antusiasme di Cirebon sangat tinggi, memiliki daya tarik yang paling ujung utara, jadi saya datangkan dari Banjarmasin. Ikut kontes begini sejak tahun 2010, kali ini membawa 25 ekor lebih untuk ikut semua kelas,” kata Dwi.
Dwi berharap, festival ini harus terus digelar untuk meningkatkan iklim hobi koi di wilayah Pantura Cirebon.
Kehadiran pemerintah untuk mendukung kegiatan ini sangat dibutuhkan. Karena pemerintah memiliki program di dinas perikanan, dan juga berimbas pada sektor pariwisata kreatif.
Ketua Juri dari Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI) Santoso menyebutkan, para juri terkesima dengan ikan yang dikonteskan dalam perhelatan ini. Meski kali pertama digelar, banyak nilai dan karakter baru yang ditemukan dalam kontes kali ini.
“Contohnya kelas grand champion, ada ikan kelas kingrin, kohaku juga. Kelas kamboja juga ada ikan kelas baru," ujar dia.
Dengan adanya karakter-karakter temuan baru ini, sambung dia persaingan penilaian antarikan sangat ketat. Kualitasnya beda tipis-tipis karena bagus semua.
Baca juga: 20 Oleh-oleh Khas Cirebon, dari Batik Trusmi hingga Terasi Udang
Santoso berharap perkembangan ikan koi di Cirebon bisa jadi industri karena makin banyak bermunculan pemain baru.
Terbukti dalam beberapa event yang Santoso juri, perputaran ikan layak show paling banyak berasal dari Provinsi Jawa Barat, salah satunya Cirebon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.