CIREBON, KOMPAS.com – Keraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat menggelar Tradisi Isra Mi'raj pada Sabtu (18/2/2023). Acara berupa pengajian untuk mendoakan orangtua, serta para pendahulu atau leluhur.
Tradisi ini ditutup berbagi berkat, berupa sajian khas yakni nasi bogana yang merupakan makanan sajian sultan pada masa dulu.
Pantauan Kompas.com di lokasi, tradisi ini berlangsung di bangunan Langgar Alit yang berada di sisi kiri kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.
Baca juga: 5 Fakta Stasiun Cirebon yang Bersejarah, Berdiri Sejak 1912
Keluarga Keraton bersama abdi dalem serta pasukan dan juga warga, duduk bersama di bangunan bersejarah ini.
Mereka bersama menggelar pengajian yang dipimpin ketua atau tokoh agama keraton. Doa juga dipanjatkan untuk orangtua dan pendahulu atau leluhur yang telah lebih dulu menyebarkan agama Islam berbalut kebudayaan dan kearifan lokal di Tanah Cirebon.
Ketua Adat dan Tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon Elang Haryanto menyampaikan, tradisi Isra Miraj ini sebelumnya dimulai dengan refleksi momen Isra Miraj.
“Isra Mi'raj adalah perjalanan utama Rasullullah menghadap Yang Maha Kuasa dalam dimensi keimanan. Hasil Isra Mi'raj adalah shalat lima waktu yang menjadi kewajiban tiap umat Islam,” kata Haryanto saat ditemui Kompas.com.
Sementara Ratu Raja Alexandra Keraton Kasepuhan Cirebon menyampaikan, tak sekadar refleksi dan pengajian saja, Tradisi Isra Miraj ditutup dengan saling berbagi makanan khas yakni nasi bogana.
Nasi ini diberikan lauk pauk utama berupa ayam, telur, tahu, tempe, dan kentang. Lauk pauk ini dimasak menggunakan bahan rempah hasil bumi oleh para abdi dalem, seperti kunyit dan rempah dapur lainnya yang dicampur parutan kelapa.
Baca juga: Bukit Cinta Anti Galau Cirebon: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas
Sesuai warna kunyit, lauk pauk di nasi bogana berwarna kuning, wangi, serta gurih berkat parutan kelapa.
Nasi Bogana merupakan simbol syukur makhluk terhadap Pencipta yang telah memberi banyak nikmat.
“Nasi bogana makanan khas sultan, makanan yang artinya ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberikan rizqi berupa makanan ala kadarnya. Bumbunya, bumbu rempah, ada kelapanya,” kata Alexandra kepada Kompas.com di lokasi.
Tradisi Isra Mi'raj, sambung Alexandra, bagi keluarga, abdi dalem, pasukan keraton, dan warga sekitar, sudah berlangsung ratusan tahun silam.
Tradisi ini terus dilestarikan untuk menjadi momen merefleksikan diri dari peringatan Isra Miraj, serta juga merekatkan hubungan antara keluarga keraton dengan abdi dalem, juga masyarakat sekitar.
Baca juga: Sejarah Isra Miraj, Perjalanan Nabi Muhammad Mendapat Perintah Shalat
Biasanya, tambah Alxeandra, nasi bogana disajikan dalam bentuk tumpeng seperti syukuran pada umumnya.
Namun karena musim hujan, nasi bogana langsung disediakan dalam bentuk paket untuk memudahkan proses pembagian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.