Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Keliling Museum Zoologi Bogor, Takjub Lihat Ratusan Satwa yang Diawetkan

Kompas.com - 20/02/2023, 12:01 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Zoologi Bogor yang berada dalam satu area dengan Kebun Raya Bogor, bisa menjadi opsi pilihan tempat wisata yang cocok bagi anak muda maupun keluarga. 

Museum ini menyimpan sekitar 954 jenis fauna yang diawetkan dan terbagi menjadi tujuh kelompok.

Mulai dari kelompok burung, kelompok mamalia, kelompok reptil amfibi, kelompok serangga, kelompok ikan, kelompok moluska, dan kelompok krustasea. 

Baca juga:

Lokasinya berada di kawasan Kebun Raya Bogor, tepatnya di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 9, Bogor. 

Jam buka Museum Zoologi Bogor adalah pukul 08.00 sampai 16.00 WIB pada Senin-Jumat, dan pukul 07.00 sampai 16.00 WIB pada Sabtu/Minggu/libur nasional. 

Pengalaman keliling Museum Zoologi Bogor

Beberapa waktu lalu, tepatnya Sabtu (4/2/2023), Kompas.com berkunjung ke Museum Zoologi Bogor.

Setelah mendapat tiket masuk yang dibanderol Rp 25.000 pada akhir pekan (Sabtu/Minggu/Libur Nasional) dan Rp 15.000 pada hari kerja (Senin-Jumat), perjalanan keliling museum pun dimulai bersama pemandu.  

Pintu masuk Museum Zoologi Bogor. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Pintu masuk Museum Zoologi Bogor.

Sebagai informasi, jika ingin memakai pemandu, akan dikenakan biaya tambahan mulai Rp 10.000 untuk siswa dan Rp 35.000 untuk pengunjung umum. 

Baca juga: Intip Koleksi Museum Zoologi Bogor, Ada 954 Fauna Awetan

Mulai dari pintu masuk, pengunjung bisa mengeksplorasi mulai dari ruangan paling depan yaitu Ruang Burung I dan II. 

Di area tersebut, tampak sekitar lima pengunjung yang sibuk melihat-lihat ataupun berfoto di depan kotak pameran berisi hewan-hewan. 

Bagian luar satwa masih asli

Pemandu Museum Zoologi Bogor bernama Nurul menyampaikan, spesimen fauna yang diawetkan merupakan tubuh hewan yang asli. Namun, tidak asli 100 persen karena ada sedikit bagian yang sudah diganti. 

Suasana di dalam Museum Zoologi Bogor. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Suasana di dalam Museum Zoologi Bogor.

"Hewan ini asli dalam artian bagian luarnya, bagian kulitnya, sedangkan bagian dalam sudah diganti dengan tiruan dari sabut kelapa. Bagian mata juga tidak asli karena nanti bisa membusuk," ujar Nurul. 

Tiap kotak kaca menampilkan aneka burung yang terlihat nyata karena ukurannya juga sama dengan hewan yang masih hidup. Pengunjung bisa melihat burung Kasuari hingga burung hantu. 

Baca juga: Kisah Sedih Badak Bercula Satu di Museum Zoologi Bogor, Ditinggal Mati Pasangan karena Ulah Pemburu

Adapun di depan display, tertera tulisan informasi yang singkat tetapi detail. Pengunjung bisa membacanya dan bertanya kepada petugas yang berjaga di sekitar, jika memerlukan info lebih lanjut. 

Tiap koleksi satwa yang diawetkan tampak seolah masih hidup dan segar. Seakan pengunjung bertemu dengan mereka secara langsung di alam.

Ada 122 display pameran

Setelah dari ruangan burung, Kompas.com melanjutkan perjalanan menuju Ruang Mamalia, Ruang Reptil dan Amfibi, Ruang Serangga, hingga Ruang Ikan dan Moluska.

Koleksi fauna di Museum Zoologi Bogor. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Koleksi fauna di Museum Zoologi Bogor.

Lagi-lagi, tiap ruangan kembali membuat takjub karena keragaman dan kelengkapan hewan-hewan yang dipamerkan. Jika ditotal, semua hewan terbbisa dilihat dalam 122 display. 

Berbagai hewan yang ada di museum, kata Nurul, melalui dua jenis pengawetan yaitu pengawetan kering dan pengawetan basah.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Dekat Stasiun Bogor, Ada Banyak Taman dan Museum

Pengawetan basah artinya hewan tersebut direndam dalam cairan berisi alkohol dengan kadar 70-95 persen. 

"Pengawetan basah biasanya untuk hewan-hewan berkulit tipis, seperti ikan, ular, dan katak," kata dia. 

Adapun hewan lain seperti misalnya burung dan mamalia, melalui pengawetan kering. Prosesnya menggunakan boraks dan juga formalin.

Kerangka paus biru yang dipamerkan di Museum Zoologi Bogor. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Kerangka paus biru yang dipamerkan di Museum Zoologi Bogor.

Setelah sekitar 45 menit berkeliling, Kompas.com mengakhiri perjalanan di Ruang Paus yang dikatakan menjadi ikon di Museum Zoologi Bogor. 

Berisi kerangka paus biru, koleksi ini dikatakan Nurul menjadi ikon karena memiliki ukuran "Raksasa".

Baca juga: Koleksi Unik Museum Zoologi Bogor, Ada Kerangka Raksasa Seberat 64 Ton

Panjang paus biru yang sebelumnya terdampar di pantai di Garut itu mencapai 27,25 meter dengan berat 119 ton. Adapun kerangkanya saja mencapai 64 ton. 

Museum Zoologi, cocok untuk wisata edukasi dan keluarga

Selama berkeliling, beberapa orangtua tampak menjelaskan hewan-hewan yang berada di balik kaca kepada anak-anak mereka. Sebagian balita juga digendong dan terlihat antusias mendengarkan penjelasan orangtuanya. 

Tak hanya keluarga, anak-anak muda juga tertarik menyusuri ruangan-ruangan di museum. 

"Overall menurut aku sekarang museumnya udah lumayan bagus dan memadai. Kalau untuk anak-anak, mungkin lebih menyenangkan lagi karena koleksi-koleksi di sini realistis dan lengkap," ujar pengunjung asal Jakarta bernama Galuh. 

Baca juga: 7 Aktivitas di Lapangan Sempur Bogor, Panjat Tebing dan Main Basket

Perempuan ini menjelaskan dirinya sudah beberapa kali mengunjungi Museum Zoologi Bogor, sehingga menyadari perkembangan interior serta fasilitas museum. 

Suasana di dalam Museum Zoologi Bogor yang ramai oleh anak-anak, Sabtu (4/2/2023). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Suasana di dalam Museum Zoologi Bogor yang ramai oleh anak-anak, Sabtu (4/2/2023).

Menurutnya, selain untuk anak-anak, pengunjung yang sudah dewasa juga bisa mendapatkan tambahan ilmu terkait fauna

"Koleksi satwanya lengkap dan dibagi berdasarkan jenis-jenisnya, unggas sendiri, mamalia sendiri, reptil, sampai spesies invertebrata yang aneh-aneh ada, jadi kalau ngeliat satu-satu pun sangat nyaman sambil belajar," tuturnya. 

Baca juga: 13 Wisata Bogor untuk Anak dan Keluarga, Pas buat Libur Sekolah

Senada, pengunjung bernama Zul juga menilai Museum Zoologi Bogor memiliki koleksi yang lengkap dan cukup informatif. 

"Koleksi hewannya banyak dari yang udah punah sampai endemik yang masih ada sampai sekarang. Tempatnya bersih dan rapi, cukup informatif," kata Zul. 

Ia melanjutkan, pengunjung yang tertarik dengan satwa pasti puas saat mengunjungi museum ini. Zul juga memuji harga tiket yang cukup terjangkau serta adanya kerangka paus yang unik. 

Berharap ada sentuhan teknologi

Kendati sudah lengkap dan informatif, ada beberapa saran yang disampaikan pengunjung. Salah satunya untuk memberi sentuhan teknologi layaknya museum-museum lain. 

Koleksi fauna di Museum Zoologi Bogor. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Koleksi fauna di Museum Zoologi Bogor.

"Mungkin akan lebih seru lagi kalau ditambah high-tech interaction, kaya hologram yang gerak-gerak jadi anak-anak bisa tau in real life hewan-hewan tersebut di habitat aslinya seperti apa," ujar Galuh. 

Sementara itu, Zul menyebut bahwa interior dan gedung museum memang terjaga, tetapi sudah tampak tua, sehingga pencahayaan kurang memadai. 

Baca juga:

Ia juga menyampaikan, akan lebih baik jika museum menginformasikan adanya layanan pemandu kepada tiap pengunjung dengan sistem tertentu agar informasinya lebih maksimal. 

"Enggak tau sih harusnya ada atau enggak, tapi tadi aku enggak dapet pemandu, jadi lebih baik ada guide-nya biar lebih ngerti juga," tutur dia.

Sama seperti Galuh, warga Bogor ini juga berharap ada interaksi yang bisa menarik lebih banyak anak-anak serta menambah pengetahuan mereka, selain dari informasi tertulis biasa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com