KOMPAS.com - Traveling alias jalan-jalan ternyata bukan prioritas bagi kebanyakan orang Jepang.
Setidaknya, hal itu ditemukan lewat sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan intelijen global Morning Consult pada 2022, yang menunjukkan bahwa 35 persen warga Jepang yang menjadi responden mengatakan tidak ingin bepergian lagi. Angka itu ternyata tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, seperti dikutip CNN.
Baca juga:
Sekadar gambaran, seperti dikutip Euro News, posisi kedua ditempati oleh Korea Selatan (15 persen), serta China dan Amerika Serikat (14). Sedangkan di Eropa, warga negara yang paling banyak tidak ingin bepergian ke luar negeri adalah Perancis (10 persen).
Hasil itu ternyata tidak mengejutkan. Profesor dari Tamagawa University sekaligus pakar perilaku pariwisata dan psikologi, Tetsu Nakamura mengatakan, fenomena serupa sudah terlihat bahkan sejak sebelum pandemi.
"Pada 2019, bahkan sebelum pandemi, orang-orang (Jepang) yang pergi ke luar negeri setidaknya satu kali setahun hanya mencapai sekitar 10 persen populasi," ujarnya, seperti dikutip CNN.
Nakamura pernah melakukan studi serupa pada 2016. Ia membagi orang-orang Jepang yang enggan bepergian ke luar negeri tersebut menjadi dua kelompok, yakni "passivists" (orang yang mengatakan mau bepergian tapi tidak akan melakukannya) dan "denialists" (orang yang tidak tertarik bepergian ke luar negeri dan tidak akan melakukannya).
Baca juga:
Dua kelompok tersebut menyumbang 70 persen responden survei yang dilakukan Nakamura sebelum pandemi.
Bahkan, data Kementerian Luar Negeri Jepang menyebutkan, warga Jepang yang memiliki paspor jumlahnya kurang dari 20 persen, meskipun Negeri Sakura menempati urutan pertama dalam daftar paspor terkuat di dunia.
Ada beberapa alasan mengapa banyak warga Jepang enggan bepergian ke luar negeri.
Salah satunya adalah keamanan dan merasa lebih nyaman di rumah.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.