Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Paspor Terkuat di Dunia, Banyak Warga Jepang Ternyata Enggan ke Luar Negeri

Kompas.com - 26/02/2023, 22:30 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Traveling alias jalan-jalan ternyata bukan prioritas bagi kebanyakan orang Jepang.

Setidaknya, hal itu ditemukan lewat sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan intelijen global Morning Consult pada 2022, yang menunjukkan bahwa 35 persen warga Jepang yang menjadi responden mengatakan tidak ingin bepergian lagi. Angka itu ternyata tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, seperti dikutip CNN.

Baca juga:

Sekadar gambaran, seperti dikutip Euro News, posisi kedua ditempati oleh Korea Selatan (15 persen), serta China dan Amerika Serikat (14). Sedangkan di Eropa, warga negara yang paling banyak tidak ingin bepergian ke luar negeri adalah Perancis (10 persen).

Hasil itu ternyata tidak mengejutkan. Profesor dari Tamagawa University sekaligus pakar perilaku pariwisata dan psikologi, Tetsu Nakamura mengatakan, fenomena serupa sudah terlihat bahkan sejak sebelum pandemi.

"Pada 2019, bahkan sebelum pandemi, orang-orang (Jepang) yang pergi ke luar negeri setidaknya satu kali setahun hanya mencapai sekitar 10 persen populasi," ujarnya, seperti dikutip CNN.

Nakamura pernah melakukan studi serupa pada 2016. Ia membagi orang-orang Jepang yang enggan bepergian ke luar negeri tersebut menjadi dua kelompok, yakni "passivists" (orang yang mengatakan mau bepergian tapi tidak akan melakukannya) dan "denialists" (orang yang tidak tertarik bepergian ke luar negeri dan tidak akan melakukannya).

Baca juga:

Dua kelompok tersebut menyumbang 70 persen responden survei yang dilakukan Nakamura sebelum pandemi. 

Bahkan, data Kementerian Luar Negeri Jepang menyebutkan, warga Jepang yang memiliki paspor jumlahnya kurang dari 20 persen, meskipun Negeri Sakura menempati urutan pertama dalam daftar paspor terkuat di dunia.

Alasan banyak warga Jepang enggan bepergian

Ada beberapa alasan mengapa banyak warga Jepang enggan bepergian ke luar negeri.

Salah satunya adalah keamanan dan merasa lebih nyaman di rumah.

Menurut Nakamura, banyak warga Jepang merasa bepergian ke luar negeri menghabiskan waktu, serta memerlukan skill dan perencanaan.

Area Sawara di Prefektur Chiba.SHUTTERSTOCK/PixHound Area Sawara di Prefektur Chiba.

Sementara analis penerbangan dan perjalanan Kotaro Toriumi mengatakan, pemikiran akan ribetnya prosedur ketika bepergian ke luar negeri, terutama saat pandemi, dan risiko infeksi juga membuat orang Jepang enggan bepergian ke luar negeri.

"Orang-orang yang sebelumnya pergi ke luar negeri saat ini takut ke luar negeri karena risiko infeksi, tapi mereka mau saja bepergian di dalam negeri."

"Saya rasa mereka juga lebih menyadari bahwa ada banyak spot wisata di dalam Jepang dan tetap bisa senang tanpa harus ke luar negeri," ujarnya kepada CNN.

Baca juga:

Sementara itu, dilansir laman Forbes, selain risiko infeksi, banyak pula yang mengkhawatirkan akses layanan kesehatan di luar negeri.

"Di Jepang, ada istilah "preferensi budaya untuk menghindari risiko"," tulis studi serupa, seperti dikutip Forbes, Desember 2022.

Faktor kecemasan ternyata juga menjadi alasan lainnya. Bagi warga di sejumlah negara, tidak hanya Jepang, kendala bahasa juga menciptakan kecemasan saat mereka memikirkan aktivitas bepergian ke luar negeri.

Selain itu, alasan lainnya adalah finansial. Jepang dikenal sebagai negara dengan tekanan tinggi di lingkungan kerja. Hal itu membuat waktu mereka relatif terbatas untuk bepergian dalam waktu lama, seperti ke luar negeri.

Baca juga:

Biaya untuk bepergian ke luar negeri juga menjadi pertimbangan lainnya bagi warga Jepang. Dikutip CNN, seiring dengan melemahnya Yen dari waktu ke waktu, banyak pekerja Jepang yang tidak mengalami kenaikan pendapatan selama 30 tahun terakhir.

Banyak dari mereka, terutama warga muda, yang akhirnya memilih berdiam di rumah dan mengalihkan hiburan ke gawai.

"Dibandingkan orang-orang berusia tua, mereka cenderung lebih tidak ingin pergi ke luar negeri karena tidak memiliki banyak uang."

"Sementara banyak orang-orang tua masih mau pergi ke luar negeri setelah situasi Covid-19 mereda," kata Toriumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com