Menyikapi isu "jual beli kepala" ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan sudah membentuk tim satuan tugas (satgas) gabungan untuk mengawasi sekaligus memberi pembinaan terhadap agen-agen perjalanan yang menangani pasar wisman China nantinya.
"Satgas sudah terbentuk dengan menunggu harmonisasi dari DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), untuk menangani hal-hal yang seperti," ucap Bagus kepada Kompas.com dalam kesempatan berbeda, Senin.
Untuk itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Bali, Asita Bali yang menangani divisi China, HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Bali, dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk mengamankan pariwisata Bali yang berkualitas.
Baca juga:
"Kami juga intensif bertemu dengan Asita, Kadis (Kepala Dinas) Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), Kadisperindag (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan), Kadisperizinan, Kadisnaker (Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian), kita undang masuk imigrasi, intinya mereka siap untuk mengamankan," terangnya.
Sebelumnya, Bagus menilai, kemunculan isu ini mungkin dilatari dengan kekhawatiran setelah dibukanya perbatasan Negeri Tirai Bambu, seperti yang terjadi sebelum masa pandemi Covid-19.
"Itu kan karena ada kekhawatiran, nanti ketika China dibuka, pembahasan ini sudah clear (jelas). Sekarang sudah kita antisipasi," ucapnya.
Diketahui, Bali diprediksi akan diramaikan wisman asal China seiring dengan dibukanya penerbangan langsung (direct flight) China ke Bali, mulai Jumat (3/3/2023), dari maskapai Xiamen Airlines.
Praktik "jual beli kepala" wisman China pun dikhawatirkan muncul bersamaan dengan momentum tersebut.
Baca juga: 4 Maskapai Disebut Ajukan Penerbangan Langsung China-Bali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.