Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2023, 16:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Myanmar merupakan salah satu negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Myanmar dulunya bernama Burma. 

Negara ini memiliki berbagai daya tarik, utamanya adalah bangunan pagoda yang merupakan tempat ibadah umat Buddha. Ada sejumlah pagoda megah yang bisa ditemukan di Myanmar.

Baca juga: Syarat Wisata ke Myanmar, Bawa Sertifikat Vaksin dan Tes Covid-19

Sayangnya, saat ini Myanmar tengah mengalami krisis politik sejak junta militer melakukan kudeta dan menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Februari 2021 lalu, seperti dikutip dari Kompas.com (3/2/2023).

Terlepas dari krisis yang tengah mendera negara itu, Myanmar tetap dijuluki sebagai The Land of Golden Pagodas. Apa arti dari julukan tersebut? 

Baca juga: Ramai Soal Myanmar, Intip 5 Tempat Wisata di Sana

Tempat wisata bernama Bukit Mandalay di Myanmar (dok. Pixabay | Myo Min Kyaw).dok. Pixabay | Myo Min Kyaw Tempat wisata bernama Bukit Mandalay di Myanmar (dok. Pixabay | Myo Min Kyaw).

Berikut ulasannya seperti dihimpun oleh Kompas.com.

Arti julukan Myanmar The Land of  Golden Pagodas

Secara harfiah, The Land of Golden Pagodas berarti negeri pagoda emas. Julukan ini diberikan kepada Myanmar lantaran negara ini memiliki banyak pagoda, kuil, dan stupa yang permukaannya berlapis emas, seperti dilansir dari Travel Triangle.

Pagoda, kuil, dan stupa tersebut merupakan tempat ibadah umat Buddha. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, bangunan tersebut merupakan destinasi wisata andalan Myanmar.

Baca juga: 6 Hal yang Harus Dihindari saat Liburan ke Myanmar

Ilustrasi Pagoda Shwedagon di Yangon, Myanmar. UNSPLASH/Si Thu Aung Ilustrasi Pagoda Shwedagon di Yangon, Myanmar.

Pagoda ikonik di Myanmar adalah Pagoda Shwedagon yang berada di Yangon, Myanmar. Bangunan pagoda berdiri setinggi 100 meter, serta dilapisi emas sehingga membuatnya tampak megah.

Pada malam hari, Pagoda Shwedagon menawarkan pesona magis dan eksotis. Bangunan pagoda berlapis bersinar di tengah sorotan lampu malam hari.

Baca juga: Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Salah Satunya Ada di Myanmar

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Sore di Pagoda Shwedagon, Myanmar.DINI KURNIASARI / KOMPAS TV Sore di Pagoda Shwedagon, Myanmar.

Konon, Pagoda Shwedagon dibangun lebih dari 2.600 tahun silam, seperti dilansir dalam laman World Heritage Convention UNESCO. Oleh sebab itu, Pagoda Shwedagon menjadi bangunan ibadah umat Buddha tertua di dunia.

Penelitian ilmiah oleh sejarawan dan arkeolog menunjukkan bahwa pagoda itu pertama kali dibangun antara abad ke-6 dan ke-10 masehi.

Baca juga: Ke Myanmar, Jajal Pengalaman Mengesankan Naik Balon Terbang di Bagan

Beberapa pagoda populer lainnya di Myanmar antara lain, Pagoda Kuthodaw, Pagoda Mahamuni, Kyaiktiyo Golden Rock Pagoda, Pagoda Sule, dan lainnya. Setiap pagoda memiliki keunikan arsitektur dan karakteristik masing-masing. 

Pagoda Shwedagon MyanmarWikimedia Commons Pagoda Shwedagon Myanmar

Julukan Myanmar lainnya 

Selain The Land of Goden Pagodas, Myanmar juga dijuluki sebagai Negeri Negeri Seribu Pagoda, seperti dikutip dari Kompas.com (8/2/2021). Julukan ini diberikan karena terdapat banyak bangunan pagoda di negara itu.

Pagoda menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Myanmar sejak dahulu, sehingga mayoritas penduduknya mengabut agama Buddha.

Baca juga: Menemukan Kehangatan di Tengah Masyarakat Myanmar

Myanmar juga dijuluki sebagai Tanah Emas, lantaran komoditas tersebut sangat penting dan bersifat sakral bagi masyarakat Myanmar. Emas juga digunakan untuk membuat bangunan pagoda

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Travel Update
Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Travel Tips
Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Travel Update
Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Travel Update
Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

Travel Tips
India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

Travel Update
Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Travel Update
Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Travel Update
KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

Travel Update
Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Travel Update
Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Coba Ikut Membatik

Cara Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Coba Ikut Membatik

Travel Tips
5 Aturan Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Patuhi Arahan Petugas

5 Aturan Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Patuhi Arahan Petugas

Travel Tips
Aturan dan Cara ke Museum Batik Indonesia di TMII, Dekat dari LRT

Aturan dan Cara ke Museum Batik Indonesia di TMII, Dekat dari LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com