Museum Ganesya berada di dalam kompleks Hawai Water Park, tepatnya di Jalan Graha Kencana Utara V, Kota Malang, Jawa Timur.
Mengutip Kompas.com (15/1/2020), museum yang baru buka pada pertengahan 2019 ini memamerkan koleksi peninggalan Kerajaan Majapahit.
Ada miniatur candi, genteng, saung dan rumah penduduk yang terbuat dari tanah liat. Selain itu juga ada banaspati, guci, anglo, dan lainnya. Adapula replika pusaka Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit yang dibuat persis dengan aslinya.
Baca juga: Kafe Unik di Malang, Bisa Ngopi Sambil Bikin Kaus
Monumen Juang 45 merupakan simbol perlawanan rakyat Malang dalam mempertahankan kemerdekaan pada 1945 hingga 1949. Monumen ini berada di Stasiun Kota Malang, di Jalan Kertanegara, Kota Malang.
Monumen Juang 45 berupa patung yang menggambarkan rakyat yang berhasil mengalahkan sosok raksasa (buta) yang mewakili para penjajah.
Pembangunan Monumen Juang 45 bertujuan agar masyarakat senantiasa mengingat perjuangan para pahlawan yang gugur mempertahankan kemerdekaan.
Kawasan Ijen merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Malang, seperti dikutip dari Kompas.com (1/11/2017). Pada kawasan mandiri itu, terdapat beberapa bangunan peninggalan kolonial Belanda.
Meliputi, Gereja Katedral Santa Theresia atau dikenal dengan nama Gereja Ijen dan rumah bergaya Belanda.
Baca juga: Kelenteng Eng An Kiong di Kota Malang Gelar Wayang Potehi Setiap Hari
Keunikan kawasan tersebut adalah nama jalan yang menggunakan nama gunung di Indonesia, seperti Ijen, Semeru, Bromo, dan lainnya. Kawasan itu dibangun oleh arsitek asal Belanda, Herman Thomas Karsten sejak sekitar 1935
Kayutangan Heritage atau Kampoeng Heritage Kajoetangan merupakan sebuah kawasan yang ditata dengan apik, serta dipenuhi dengan bangunan bergaya peninggalan kolonial Belanda.
Baca juga: Wisata ke Malang, Kunjungi Spot Gerbong Trem di Kayutangan Heritage
Mengutip Kompas.com (8/4/2021), pada kawasan ini terdapat struktur cagar budaya yang dibangun sejak 1870 hingga 1920. Ada sekitar 22 bangunan heritage yang dilestarikan dan masih berfungsi sebagai hunian sekaligus tempat usaha di kawasan ini.
Pengunjung dan turis dapat melihat bangunan-bangunan tersebut yang menonjolkan ciri khas kolonial Belanda. Lokasinya berada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat Gg. 4, Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Wisata sejarah di Malang selanjutnya adalah Kelenteng Eng An Kiong yang berada di Jl. R.E. Martadinata, Kotalama, Kec. Kedungkandang, Kota Malang.
Kelenteng Eng An Kiong merupakan kelenteng Tridarma, yang digunakan untuk beribadah tiga kepercayaan, yaitu Khonghucu, Taoisme, dan Buddha, seperti dikutip dari Kompas.com (5/1/2023).
Baca juga: Kelenteng Eng An Kiong di Kota Malang Gelar Wayang Potehi Setiap Hari
Bangunan kelenteng yang didirikan pada 1825 ini, telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Pendiri Kelenteng Eng An Kiong adalah orang militer yang bernama Liutenant Kwee Sam Hway.
Selain sebagai tempat ibadah, Kelenteng Eng An Kiong menjadi destinasi wisata religi dan sejarah di Malang.