Masjid At-Thohiriyah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Bungkuk merupakan masjid tertua di Malang, seperti dikutip dari Kompas.com (20/4/2022).
Lokasinya berada di Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Nama masjid diambil dari pendirinya yaitu Kyai Hamimuddin atau dikenal sebagai Mbah Bungkuk.
Ia merupakan salah satu Laskar Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa yang singgah di kawasan Singosari. Masjid Bungkuk dulunya berupa gubuk di tengah hutan.
Baca juga: Titik Nol Ngopi Malang: Harga Menu, Jam Buka, dan Rute
Masjid ini merupakan bukti penyebaran Islam oleh Mbah Bungkuk di kawasan Malang, yang kala itu mayoritas penduduknya memeluk Hindu.
Kyai Hamimuddin alias Mbah Bungkuk wafat pada 1850 masehi dan dimakamkan tepat di belakang Masjid Bungkuk. Beberapa peziarah mendatangi makam Mbah Bungkuk pada momen tertentu.
Petirtaan Watugede merupakan kolam pemandian yang sumbernya berasal dari mata air. Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, situs ini diperkirakan kompleks taman kerajaan pada masa Kerajaan Majapahit.
Situs ini berdiri di atas lahan seluas 2.516 meter persegi. Ada mata air jernih yang memancar dari bawah pohon di tepi kolam.
Baca juga: Hawai Waterpark Malang: Jam Buka, Aktivitas, dan Tiket Masuk
Selanjutnya, mata air itu mengaliri dua buah kolam yang terletak di utara dan selatan. Petirtaan Watugede yang ditemukan pada 1925 ini telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Nasional
Lokasinya berada di Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
Menurut legenda, pemandian Ken Dedes adalah tempat bertemunya Ken Dedes dan Ken Arok, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Malang.
Lokasinya sekitar satu kilometer dari Candi Singasari, di Jalan Kendedes, Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Fasilitas obyek wisata sejarah ini meliputi kolam dewasa dan anak-anak, serta wahanan permainan. Pada tepi pemandian terdapat sebuah bukit kecil yang dikelilingi pepohonan rindang, biasanya dipakai pengunjung untuk piknik.
Baca juga: Pantai Balekambang Malang: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas
Candi Singasari merupakan candi populer di Malang yang berada di Desa Candi Renggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Mengutip Kompas.com (24/3/2022), candi bercorak Hindu-Buddha ini dibangun sebagai persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari.
Baca juga: 13 Wisata Pantai di Malang, Ada yang Mirip Bali dan Raja Ampat
Candi Singasari juga disebut Candi Cungkup atau Candi Menara. Tidak diketahui, kapan tepatnya Candi Singasari didirikan, namun sejumlah ahli purbalaka memperkirakan candi dibangun sekitar tahun 1300 masehi.
Bangunan candi berdiri di atas sebuah tangga. Pada ambang pintu candi, terdapat pahatan kepala buta kala yang ikonik.
Malang memiliki beberapa candi peninggalan kerajaan masa lampau, salah satunya adalah Candi Jago. Lokasinya berada di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Mengutip Kompas.com (21/6/2022), candi ini juga dikenal sebagai Candi Tumpang karena berada di Desa Tumpang.
Baca juga: Turis Asal Republik Ceko Ikut Goyang Lihat Jaranan di Kota Malang
Dalam Kitab Negarakertagama dan Pararaton disebutkan nama Candi Jago adalah Jajaghu. Dalam kitab itu, disebutkan bahwa pembangunan candi berlangsung sejak 1268 masehi sampai 1280 masehi, sebagai penghormatan untuk Raja Singasari ke-4, yaitu Sri Jaya Wisnuwardhana
Saat ini, Candi Jago berupa reruntuhan yang belum dipugar seluruhnya. Candi berbentuk segi empat dengan luas 23 x 14 meter. Bagian atap candi sudah hilang sedangkan tinggi candi tidak diketahui.