Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Tradisi Sebelum Puasa di Jawa, Padusan hingga Megengan

Kompas.com - 08/03/2023, 19:51 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

9. Sadranan, Jawa

Warga melakukan ziarah kubur di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Rabu (22/4/2020). Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga untuk menunda ziarah di tempat pemakaman umum (TPU) menjelang Ramadhan. Tujuannya untuk mencegah penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga melakukan ziarah kubur di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Rabu (22/4/2020). Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga untuk menunda ziarah di tempat pemakaman umum (TPU) menjelang Ramadhan. Tujuannya untuk mencegah penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.

Tradisi sadranan atau nyadaran merupakan tradisi sebelum puasa di Jawa, baik di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tradisi ini juga dikenal dengan nama nyekar.

Mengutip Tribun Jatim, (22/3/2022), tradisi ini dilakukan dengan mendatangi makam orang tua atau saudara yang sudah meninggal.

Keluarga yang masih hidup, membersihkan makam sembari menaburkan bunga. Mereka juga mengirimkan doa saat mendatangi makam saudaranya yang sudah meninggal.

Selain menjelang Ramdhan, tradisi sadranan juga kerap dilakukan sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Pengalaman Puasa di Sydney, Berburu Jajanan di Festival Ramadhan

10. Ruwahan, Jawa Tengah dan Yogyakarta 

Tradisi ruwahan merupakan ritual menyambut puasa yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ruwahan berasal dari kata Ruwah, yaitu bulan kedelapan dalam penanggalan Jawa, atau bulan Sya’ban dalam kalender Islam.

Adapun Sya’ban adalah bulan sebelum Ramadhan. Melansir dari laman Pemerintah Kota Yogyakarta, tradisi ruwahan dilakukan dengan menggelar kenduri atau selamatan untuk mendoakan para leluhur dan berbagi sedekah kepada tetangga.

Baca juga: Puasa di Cannes dan Marseille Perancis, Lelah Terbayarkan Indahnya Kota

Ada tiga makanan khas dalam ruwahan, yakni ketan, kolak, dan apem. Ketan bermakna hati yang bersih dan lekat dengan sesama. Sementara kolak untuk mengingatkan kepada Sang Pencipta dan apem untuk mengingatkan manusia untuk bertaubat.

11. Baratan, Jepara

Baratan merupakan tradisi sebelum puasa yang berasal dari Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Mengutip Tribun Jateng (22/3/2022), tradisi ini berupa kirab pada bulan Sya’ban dalam kalender Islam. Keunikan kirab ini adalah sosok yang berperan sebagai Ratu Kalinyamat, yang diyakini sebagai pendiri wilayah tersebut.

Baca juga: Cerita Ramadhan dari Belanda, Puasa yang Panjang dan Rindu Berburu Takjil

Adapun baratan berasal dari kata barakatan dalam bahasa Arab yang berarti keselamatan. Maknanya adalah tradisi untuk meminta keselamatan kepada Tuhan YME menjelang Ramadhan.

12. Megengan, Jawa Timur

Warga berebut kue apem di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (3/4/2019)KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Warga berebut kue apem di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (3/4/2019)

Megengan berasal dari kata megeng dalam bahasa Jawa, yang berarti menahan, seperti dikutip dari Tribun Jatim, (22/3/2022). Tradisi megengan merupakan tradisi menyambut bulan Ramadhan yang berasal dari Jawa Timur.

Makna tradisi megengan adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan ibadah puasa, seperti lapar, haus, serta hawa nafsu.

Baca juga: Cerita Puasa di Mekkah, Ada Tradisi Bergadang hingga Sahur 

Tradisi megengan dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola. Setiap warga membawa makanan yang akan dibagikan.

Makanan khas megengan adalah kue apem. Nama apem berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan, yang berarti maaf atau ampunan sebagai simbol permohonan ampun kepada Tuhan YME sebelum Ramadhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com