Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2023, 09:07 WIB

Sekilas tentang kesenian bantengan

Agus menyampaikan, saat ini perkembangan kesenian bantengan sangat pesat.

Hampir setiap tahun dari kurun waktu lebih dari 10 tahun belakangan bermunculan kelompok Bantengan baru di Malang Raya. Saat ini jumlahnya diperkirakan terdapat 300 kelompok.

"Regenerasinya berjalan, terutama yang anak-anak. Karena kesenian bantengan dahulu dan sekarang berbeda, kalau dulu dilakukan oleh orang dewasa, kalau sekarang mulai anak kecil, perempuan, semua terlibat," katanya.

Baca juga:

Sebagai informasi, kesenian bantengan menampilkan beberapa orang yang berperan menjadi hewan banteng sedang mengamuk.

Mereka mengenakan atribut kain dan membawa kepala banteng yang saat ini rata-rata terbuat dari kayu.

Pemain lainnya memainkan pecut untuk mengendalikan banteng yang biasanya dipercaya kerasukan roh halus. Mereka beraksi dengan diiringi musik khas Jawa.

"Budaya kalap (kesurupan) sudah sejak dulu, itu sebagai simbol kedekatan manusia dengan energi lain yang sangat kuat sekali, bagian dari spiritual di kesenian bantengan, sebenarnya enggak harus kalap, jadi hanya menari," katanya.

Selain di Malang Raya, kesenian bantengan juga populer di daerah Jawa Timur lainnya seperti Mojokerto.

 

Baca juga:

Secara konsep penampilan, bantengan di beberapa daerah memiliki kesamaan, tetapi terdapat perbedaan dalam peralatan yang digunakan dan ketukan musik.

"Yang membedakan hanya properti dan ketukan musik. Ketukan Malang, Tumpang, Dau sampai Batu beda, Mojokerto juga beda."

"Properti Tumpang itu sampai badan bronjong-nya, di Dau bronjong hanya sampai leher, Batu tidak ada," katanya.

Agus juga menyampaikan, rencananya akan ada event kesenian bantengan di Kota Malang pada Agustus mendatang. Pertemuan dengan kelompok bantengan se-Malang Raya juga sudah dilakukan pada Februari lalu.

Dia berharap, rencana kegiatan itu dapat didukung oleh pemerintah setempat.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, Pemkot Malang menegaskan dukungan pemerintah setempat untuk menjaga kelestarian kesenian bantengan di Kota Malang, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Disporapar Kota Malang.

Termasuk bila terdapat kegiatan yang memerlukan penampil akan mengajak pelaku kesenian bantengan.

Baca juga:

Dia juga akan mendorong berbagai pihak berkolaborasi untuk saling mendukung.

"Kalau ada event dan diperlukan bisa menjadi penampil, kemudian berkolaborasi dan sebagainya maka butuh kerjasama semua pihak. Saya sering sebut sebagai ekosistem, ya pengusaha, pemerintah dan pelaku seni," katanya.

Namun, dia berharap semangat kemandirian para pelaku kesenian bantengan dapat tumbuh dari keinginan dan kesadaran yang kuat.

Sehingga, para pelaku kesenian bantengan dapat terus berjuang untuk eksis di masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com