Baratan berasal dari bahasa Arab, barakah yang berarti keberkahan atau bara’ah berarti keselamatan, seperti dikutip dari Tribun Muria. Maknanya adalah masyarakat memohon keselamatan dan perlindungan kepada Allah SWT menjelang Ramadhan.
Mengutip dari Tourism Information Center (TIC) Jepara, ada kisah yang melatarbelakangi kirab baratan. Kala itu, Sultan Hadirin yang merupakan suami Ratu Kalinyamat meninggal saat berperang melawan Aryo Penangsang.
Baca juga: Apa Itu Munggahan? Tradisi Suku Sunda Menyambut Ramadhan
Baca juga: Kentalnya Suasana Ramadhan di Aceh Jadi Daya Tarik Turis Malaysia
Kemudian, Ratu Kalinyamat membawa jenazah suaminya pulang ke Jepara dengan dikawal prajurit dan dayang-dayang. Arak-arakan tersebut yang melatarbelakangi tradisi kirab baratan sekarang.
Rombongan Ratu Kalinyamat melintas pada malam hari, sehingga masyarakat yang ingin menyaksikan dan menyambut rombongan Ratu Kalinyamat harus membawa obor.
Tradisi baratan digelar pada pertengahan bulan Sya’ban yang merupakan dalam kalender Islam sebelum Ramadhan.
Waktu tersebut dipilih lantaran konon rombongan Ratu Kalinyamat yang membawa jenazah Sultan Hadirin melintas pada malam hari pertengahan bulan Sya’ban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.