KOMPAS.com - Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) dan sekitarnya di Jakarta Utara menawarkan beragam tempat wisata, antara lain Pantjoran PIK, Taman Wisata Alam Mangrove, Pantai Pasir Putih PIK, dan Pantai Maju.
Sayangnya, akses transportasi umum menuju lokasi ini masih sangat terbatas. Pengunjung biasanya membawa kendaraan pribadi atau naik transportasi online (daring).
Baca juga:
Kendati begitu, kamu bisa menggunakan shuttle bus model angkutan kota (angkot). Namanya TRON.
TRON menyediakan sejumlah rute pemberhentian, dari titik awal Stasiun Duri menuju titik akhir Taman Baharia PIK.
"Kalau naiknya memang harus dari Stasiun Duri, langsung saja, jadwalnya juga bisa dilihat di sana," kata salah satu sopir TRON, Supriatna, saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (11/3/2023) siang.
Baca juga: Pengalaman Naik KRL dan Shuttle Bus ke PIK, Biaya mulai Rp 21.000
Adapun titik pemberhentian TRON mencakup Halte TM Seasons City, Halte Ekowisata Mangrove, Halte Waterboom OIK, Halte Agung Sedayu Tower, Halte Buddha Tzu-chi, Halte Market City, Halte San Antonio, dan Halte Taman Baharia PIK.
Supriatna mengatakan, penumpang bisa berhenti di mana saja asal sesuai alur yang dilalui oleh TRON. Jadi, tidak harus mengikuti titik pemberhentian seperti saat menaiki TransJakarta.
Baca juga: Menuju Pantjoran PIK 2 Naik Motor, Ini Rutenya
"Kalau berhenti bisa di mana saja, enggak harus di titik-titik pemberhentian. Tapi kalau naik enggak boleh, pokoknya naik harus di Stasiun Duri atau dari PIK, enggak boleh di tengah jalan distop. Itu enggak boleh," terangnya.
Lantas, berapakah biaya yang dikenakan untuk satu kali perjalanan naik shuttle bus ini?
Besar tarif satu kali perjalanan menggunakan TRON angkutan biasa adalah Rp 15.000, untuk semua kalangan dan jauh-dekatnya titik pemberhentian.
Sementara itu, untuk TRON tipe mobil listrik, tidak dikenakan biaya alias gratis karena masih dalam masa uji coba. TRON mobil listrik pun baru tersedia satu unit saja, dengan jam operasional seperti TRON biasa.
Baca juga:
Tarifnya bisa dibayar dengan uang tunai atau non-tunai, seperti OVO, Qris, dan Gopay.
"(Penumpang) Bayarnya kebanyakan masih pakai tunai, kalau scan (memindai) Qris saya senang-senang saja kan enggak harus mikirin uang kembalian," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.