Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Masjid Angke, Simbol Ragam Budaya yang Berusia 2 Abad

Kompas.com - 15/03/2023, 12:36 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menilik sejarah dan keragaman budaya dalam peninggalan Islam bisa dilihat dari salah satu masjid di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. 

Namanya adalah Masjid Jami Al Anwar atau dikenal juga sebagai Masjid Angke. Letak masjid ini cukup tersembunyi, ada di tengah permukiman penduduk yang padat. 

Baca juga:

Jalan menuju masjid juga termasuk sempit. Lebarnya kira-kira 1,5 meter dan hanya bisa dilintasi sepeda motor. 

Masjid ini awalnya berdiri di tengah lahan kosong pada tahun 1761, saat masa kepemimpinan Pangeran Tubagus Angke atau lebih dikenal dengan Pangeran Jayakarta II. Bila dihitung maka usianya sudah lebih dari dua abad.

Masjid Angke, 1921. Sekelilingnya masih kebon, banyak berpohon-pohon. Wikimedia Commons Masjid Angke, 1921. Sekelilingnya masih kebon, banyak berpohon-pohon.

"Masjid ini dulunya kawasan rawa, masjidnya di tengah-tengah lapangan. Dibangun pada tahun 1761 Masehi," ujar pemandu wisata Ira Lathief saat agenda Jelajah Masjid Tionghoa di Jakarta, Minggu (26/2/2023).

Ira melanjutkan, Masjid Angke dibangun oleh seorang perempuan China muslim yang kaya raya. Ia mewakafkan sebagian hartanya untuk pembangunan masjid. 

"Pendiri masjid ini adalah perempuan Tionghoa muslim bernama Ibu Tan Hio, yang bersuamikan bangsawan dari Banten," sambungnya. 

Baca juga: 5 Tempat Wisata Religi di Samarinda, Ada Masjid Tertua dan Terbesar

Jadi saksi toleransi

Ira menyampaikan bahwa kawasan Angke juga menjadi saksi toleransi. Masjid ini sejak dulu hingga kini bisa berdiri damai di tengah masyarakat, meski kawasan Angke merupakan kawasan pecinan. 

Tangga menuju lantai atas dan atap Masjid Angke di Jakarta Barat. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Tangga menuju lantai atas dan atap Masjid Angke di Jakarta Barat.

"Kawasan Angke ini sekarang pecinan juga, banyak orang China. Kalau di sini banyakannya juga bukan orang China muslim," ujarnya. 

Sementara itu, kata dia, Masjid Angke juga memiliki peran besar pada zaman dahulu. Pasca-kemerdekaan, Belanda masih berupaya mengambil alih dengan melakukan agresi militer. 

Baca juga: Panduan ke Masjid Istiqlal: Jam Buka, Aturan Berkunjung, dan Rute

Selama masa tersebut, kata Ira, para pemuda bermufakat dan merencanakan aksi mereka di dalam masjid. Para ulama juga memberikan motivasi mereka. 

"Masjid ini luput dari incaran Belanda karena tempatnya di dalam begini kan terpencil. Saat itu sudah ada rumah-rumah di gang," terang Ira. 

Arsitektur campuran beberapa budaya

Atap dari Masjid Jami Al Anwar yang juga dikenal sebagai Masjid Angke di Jakarta Barat. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Atap dari Masjid Jami Al Anwar yang juga dikenal sebagai Masjid Angke di Jakarta Barat.

Meski masjid tidak tampak luas, keunikan arsitekturnya bisa menarik perhatian warga yang melintas. 

Ia menyampaikan, ada perpaduan ragam budaya di arsitektur bangunan Masjid Angke, setidaknya dari Belanda, China, dan Banten. 

Baca juga: 5 Fakta Masjid Tertua yang Hancur akibat Gempa Turkiye, Pernah Jadi Gereja

"Kalau kita lihat arsitekturnya ini gabungan antara Belanda, China, dan Jawa," tutur Ira.

Mulai dari pintu, kata dia, merupakan gaya China. Sedangkan jendelanya bergaya Belanda, dan atap limasan memakai gaya khas Jawa yang juga mirip gaya China. 

Dua Abad-- Mesjid Jami Al Anwar, salah satu mesjid kuno yang masih terawat walaupun usianya sudah dua abad.
Mesjid Jami Al Anwar terletak di Kampung Bebek di bilangan Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat.
Judul Amplop: Jakarta 

Zaenal Efendi Dua Abad-- Mesjid Jami Al Anwar, salah satu mesjid kuno yang masih terawat walaupun usianya sudah dua abad. Mesjid Jami Al Anwar terletak di Kampung Bebek di bilangan Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat. Judul Amplop: Jakarta

Dilaporkan oleh Kompas.comRabu (22/8/2018), masjid ini memiliki unsur arsitektur China. Teralis dan jendelanya berbentuk bulat panjang dan tanpa dihiasi ukiran, dengan mimbar masjid dibangun melekat ke tembok.

Bentuk teralis dan jendela ini mengadopsi gaya Belanda. Anak-anak tangga di depan juga menampilkan gaya kolonial.

Daun pintu masjid dihias dengan kusen berukir. Tak ketinggalan di atas pintu juga terdapat ukiran besar. Motif ukiran ini mengingatkan akan rumah Belanda.

Baca juga:

Masjid Jami Angke yang memiliki arsitektur perpaduan beberapa budaya. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Masjid Jami Angke yang memiliki arsitektur perpaduan beberapa budaya.

Masjid Angke juga memiliki empat tiang besar yang mengingatkan akan bangunan tua peninggalan Belanda. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu jati.

Model atap masjid ini juga menarik perhatian. Atap ini dibangun dengan bentuk limasan dan bersusun dua, dengan cungkup yang dipangaruhi arsitektur Jawa. Namun, ada beberapa yang menganggap atap masjid dipengaruhi oleh arsitektur China.

Ujung atapnya sedikit melengkung ke atas, yang mengacu terhadap gaya punggel di rumah-rumah Bali.

Baca juga: 12 Masjid Terbesar di Jawa Barat, Terbaru Ada Al Jabbar

Terdapat makampara tokoh di sekitar Masjid Jami Al Anwar yang juga dikenal sebagai Masjid Angke di Jakarta Barat. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Terdapat makampara tokoh di sekitar Masjid Jami Al Anwar yang juga dikenal sebagai Masjid Angke di Jakarta Barat.

Di sekitar area masjid terdapat sejumlah makam para tokoh pejuang yang dulu melawan penjajah.

Salah satunya adalah makam yang dipercayai sebagai tempat peristirahatan Pangeran Syarif Hamid Alkadrie dari Kesultanan Pontianak.

Di makam tertulis Pangeran Hamid meninggal pada usia 64 tahun pada tahun 1854.

Mengingat nilai sejarahnya, berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) Nomor 1371 Tahun 2019, Masjid Angke atau Masjid Jami Al-Anwar ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Baca juga: 45 Tahun Masjid Istiqlal, Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com