KOMPAS.com - Jika mampir ke Masjid Lautze di Jakarta Pusat saat bulan Ramadhan, kamu akan menemukan tradisi yang mungkin berbeda dan jarang ditemukan.
Keunikan masjid bernuansa Tionghoa ini adalah sistem imam bergantian pada saat shalat Tarawih, ibadah sunnah selama bulan puasa.
"Kalau shalat tarawih, kami memberikan kesempatan untuk jadi imam tarawih itu dari mualaf (orang yang baru masuk Islam), yang sebagian besar Tionghoa ya," kata pengurus Masjid Lautze bernama Yusman, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Ia menjelaskan, biasanya imam shalat tarawih di Masjid Lautze akan bergantian atau estafet tiap dua rakaat.
Hal ini dilakukan untuk memotivasi para mualaf agar makin serius belajar dan menghapal ayat-ayat Alquran yang dibacakan saat shalat.
Selain itu, kata dia, jemaah shalat yang bukan merupakan mualaf juga bisa merasa terdorong untuk beribadah semakin baik.
"Supaya mualaf termotivasi buat belajar, dan yang bukan mualaf juga akan merasa kan 'Wah mualaf aja bisa jadi imam, masa kita engga', begitu," tuturnya.
Adapun kondisi ini dikatakan hanya berlaku saat shalat sunnah saja, bukan shalat wajib.
Bagi yang ingin beribadah shalat tarawih di Masjid Lautze, bisa datang setiap Sabtu malam. Sebab, agenda tarawih hanya diadakan seminggu sekali di masjid ini.
"Jemaah dan pengurusnya jauh-jauh semua. Kecuali pas 10 hari terakhir Ramadhan kan buat itikaf, kita buka terus ya, ada kegiatan itikaf," kata Yusman.
Baca juga: Mengunjungi Masjid Angke, Simbol Ragam Budaya yang Berusia 2 Abad
Selain kegiatan rutin selama bulan Ramadhan, terdapat jadwal belajar mengaji yang utamanya untuk para mualaf, yang diadakan setiap waktu tertentu.
Kegiatan belajar mengaji biasanya dilakukan pada waktu sore di lantai 4 Masjid Lautze.
Dari pantauan Kompas.com, Minggu (26/3/2023) sore, memang terlihat beberapa mualaf yang secara umum adalah keturunan Tionghoa, selesai mengaji sambil membawa buku belajar mereka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.