Makna dari tradisi perang api adalah ritual mengusir wabah penyakit yang dibawa oleh butha kala atau roh-roh jahat yang bersemayam di bumi dan menggangu kehidupan manusia, seperti dikutip dari Kompas.com (17/3/2018).
Selain itu, tradisi perang api juga bermakna membersihkan diri dari unsur-unsur jahat dan malapetaka sebelum melaksanakan catur brata penyepian.
Mengutip laman PHDI, catur brata berarti pengendalian diri yang terdiri dari empat hal. Meliputi, amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan(tidak bersenang senang).
Baca juga: Cara Mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi, Ketahui Waktu yang Tepat
Baca juga: Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam Selama Nyepi, Catat Waktunya
Tradisi perang api dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi, pada sore hari. Sebelum perang api dimulai, warga lebih dulu menggelar pawai ogoh-ogoh.
Lokasi penyelenggaraan tradisi perang api berada di simpang Tugu Tani, Jalan Selaparang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, NTB.
Menjelang malam, perang pun berakhir. Para warga membawa sisa bobok yang belum terbakar untuk dibawa pulang, kemudian dibakar.
Tindakan itu dipercaya sebagai upaya menghilangkan keburukan dan musibah di bumi. Selain tradisi menyambut Hari Raya Nyepi, perang api menjadi atraksi wisata yang menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.