Sementara itu, tak hanya toilet biasa, toilet di lantai 1 dan lantai 3 juga ada yang tersedia untuk pengunjung berkebutuhan khusus.
"Ada jalanan kursi roda, ada lift juga, jadi pengunjung yang memakai kursi roda tetap nyaman meskipun tanpa bantuan orang. Karena akses jalannya landai, lorong enggak curam, kanan kirinya ada pegangan," terang Luthfia.
Baca juga: Museum Ambarawa, Serunya Belajar Sejarah Perkeretaapian di Indonesia
Bagi pengunjung tunanetra, bisa memanfaatkan papan informasi huruf braille. Selain itu, ada layanan virtual tour yang bisa diakses siapapun tanpa biaya.
"Kami punya virtual tour yang berbeda dengan situs biasa. Nanti bisa klik videonya nanti ada penjelasan dari pemandunya," kata dia.
Adapun bagi yang lapar atau haus, museum memang tidak menyediakan kantin atau food court. Pengunjung bisa berjalan sedikit ke area kompleks, ada rumah-rumah yang membuka kafe atau berjalan agak jauh ke arah Cilandak Town Square (Citos).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.