Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah Museum Fatahillah Malam Hari, Masuk ke Penjara Bawah Tanah

Kompas.com - 22/03/2023, 17:13 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Pengalaman jelajah malam di Museum Fatahillah

Acara menginap di Museum Fatahahillah ini dilaksanakan oleh Komunitas Historia Indonesia (KHI).

Oleh karena itu semua kegiatan dan sistem menginap serta jelajah musem pun akan diarahkan oleh pihak panitia.

Usai registrasi, semua peserta diarahkan ke sebuah ruangan yang nanti dijadikan sebagai lokasi tidur peserta.

Baca juga:

Saat saya sampai di ruangan, sudah ada beberapa peserta yang membentangkan alas tidur berupa matras yoga, kantong tidur (sleeping bag), tikar, hingga sajadah.

Semua peserta menginap di Museum Fatahillah datang dari beragam kalangan. Ada pekerja kantoran yang datang sendiri, ada yang datang bersama teman, istri, dan anak.

"Ini baru pertama kali aku coba (ikut menginap di museum)," kata Amel, salah satu peserta menginap di Museum kepada Kompas.com, Sabtu.

Usai berkenalan dan menyantap makan malam, setiap peserta dipinjamkan sebuah headphone yang nantinya akan digunakan untuk mendengar arahan dari panitia. 

Baca juga:

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya, kamudian dilanjutkan dengan diskusi mengenai sejarah.

Penggunaan headphone ini menurut saya cukup oke dan efektif.

Selain menghindari suara berisik mikrofon pada malam hari, headphone ini juga membantu peserta mendengarkan arahan panitia tanpa perlu mendekat ke sumber suara.

Peserta menginap di Museum Fatahillah dipinjamkan Headphone.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Peserta menginap di Museum Fatahillah dipinjamkan Headphone.

Sekitar pukul 23.00 WIB, semua peserta diminta untuk berkumpul sembari mendengarkan arahan panitia terkait alur jelajah malam di Museum Fatahillah.

Beberapa aturan yang ditegaskan panitia yakni tidak boleh menyentuh barang pajangan yang ada di museum, menjaga sikap, tutur kata, dan yang paling penting pikiran tidak boleh kosong.

Jelajah malam di Museum Fatahillah malam itu langsung dipandu oleh pendiri Komunitas Historia Indonesia Asep Kambali.

Mulanya, semua peserta diarahkan untuk menuju ke lantai satu gedung museum.

 

Baca juga:

Di lantai satu, Asep menjelaskan perihal sejarah singkat Museum Fatahillah dan keberadaan Museum Fatahillah sebagai balai kota Batavia pada zaman dahulu.

Ruangan yang ada di lantai satu ini cukup besar, didukung dengan plafon yang cukup tinggi.

Tangga kayu yang ada di Museum Fatahillah pun masih asli sejak zaman penjajahan Belanda.

Kualitasnya patut diacungi jempol karena hingga saat ini masih kokoh, pertanda tidak tergerus oleh pergantian zaman.

Maket kawasan Batavia pada zaman dahulu di Museum Fatahillah.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Maket kawasan Batavia pada zaman dahulu di Museum Fatahillah.

Setelahnya peserta diajak ke ruangan tempat maket denah kawasan Kota Tua pada zaman dahulu.

Pencinta sejarah sepertinya akan tertarik dengan maket Kota Tua dan sejarah Batavia pada zaman dahulu, karena di sini dijelaskan lebih detail mengenai lokasi kejadian yang pernah menjadi saksi brutalnya pemerintahan zaman Belanda.

Setelah berkeliling di lantai satu, semua peserta diajak naik ke lantai dua melihat ruangan besar berisi perabotan zaman penjajahan Belanda.

Baca juga:

Di sini semua perabotan berukuran besar jika dibandingkan dengan perabotan yang biasa ditemui sehari-hari. Tidak lupa lukisan-lukisan bersejarah yang terpampang besar di bagian dinding museum. 

Lukisan yang dipajang pun tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga menyimpan cerita yang pernah terjadi pada masa itu.

Semakin larut, suasana di dalam museum terasa cukup gerah karena tidak ada pendingin ruangan yang dinyalakan. 

Belum lagi baru debu dan ramainya peserta yang berkerumun membuat suasana di dalam ruangan terasa cukup sumpek dan padat.

Mendekati pukul 24.00 WIB, peserta diajak untuk berkeliling dan melihat lebih dekat ke penjara bawah tanah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com