Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyepi, 13 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai di Lamongan

Kompas.com - 22/03/2023, 20:33 WIB
Hamzah Arfah,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Setelah tiga tahun ditiadakan lantaran pandemi Covid-19, pawai ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi kembali dilaksanakan di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur.

Warga pun tampak antusias menyambut hajatan tersebut, dengan memadati desa yang juga dikenal sebagai Desa Pancasila.

 

Baca juga:

 

Sebutan Desa Pancasila, lantaran Desa Balun dihuni pemeluk agama Hindu, Islam, dan Kristen yang hidup rukun berdampingan.

Ribuan orang memadati Desa Pancasila pada Selasa (21/3/2023) siang untuk melihat sebanyak 13 ogoh-ogoh yang diarak berkeliling kampung.

Seusai diarak berkeliling kampung, 13 ogoh-ogoh tersebut akan dibakar di lapangan desa menjelang waktu maghrib.

Pemangku Pura Sweta Maha Suci, Tadi mengatakan, pawai ogoh-ogoh di Desa Balun rutin diperingati setiap tahun menyambut Hari Raya Nyepi.

Namun, dalam tiga tahun terakhir pawai sengaja tidak dilaksanakan marena pandemi Covid-19.

"Tiga tahun sebelumnya tidak dilaksanakan sebab bertepatan dengan pandemi Covid-19, jadi wajar jika warga cukup antusias menyaksikan pawai ogoh-ogoh kali ini setelah tiga tahun ditiadakan," ujar Tadi kepada awak media, Selasa.

Baca juga:

Empat ogoh-ogoh di antaranya adalah buatan warga Hindu di Desa Balun, sementara lainnya buatan warga desa setempat, meski berbeda keyakinan.

Tadi menambahkan, sebanyak 13 ogoh-ogoh kali ini adalah yang terbanyak jika dibandingkan dengan pawai-pawai sebelumnya yang tak pernah lebih dari tujuh.

"Ogoh-ogoh menggambarkan sifat angkara murka pada diri manusia. Kenapa kok harus dibakar? agar sifat angkara murka itu musnah atau dikembalikan menjadi sifat yang baik, yang bijaksana," ucap Tadi.

Prosesi pembakaran ogoh-ogoh dilakukan secara simbolis oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi. Prosesi pembakaran dibuat lebih cepat sebelum waktu maghrib tiba unyuk menghormati warga Islam yang akan menjalani bulan Ramadhan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Setelah prosesi pembakaran ogoh ogoh dilakukan, warga Hindu di Desa Balun dikatakan oleh Tadi, melanjutkan ritual dengan menjalankan brata penyepian.

Ini dilakukan baik dilakukan di rumah masing-masing atau di pura desa setempat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com