KOMPAS.com - Ramadhan menjadi bulan suci yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia, termasuk Turkiye yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim.
Umat Islam di Tukiye menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita. Ada beragam tradisi Ramadhan di Turkiye yang menarik untuk diketahui.
Baca juga: 40 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2023 yang Bermakna
Baca juga: Kirab Tumpeng Apem di Jombang untuk Sambut Ramadhan, Jadi Rebutan Warga di Alun-alun
Sejumlah tradisi Ramadhan di Turkiye hampir serupa dengan Indonesia.
Berikut tradisi Ramadhan di Turkiye seperti dihimpun Kompas.com
Serupa dengan Indonesia, kita juga bisa menjumpai acara bukber alias buka bersama di sejumlah restoran di Turkiye selama Ramadhan.
Melansir laman Go Turkiye, saat waktu berbuka puasa, warga Turkiye bergegas ke restoran atau rumah masing-masing untuk buka puasa bersama keluarga dan teman.
Oleh sebab itu, restoran di Turkiye selalu penuh menjelang azan maghrib. Jadi, jika ingin mengadakan acara buka bersama selama Ramadhan, masyarakt Turkiye juga harus memesan tempat dulu jauh-jauh hari, persis seperti tradisi Ramadhan di Indonesia.
Tradisi Ramadhan di Turkiye selanjutnya adalah membangunkan sahur. Tradisi ini mirip dengan rutinitas membangunkan sahur di Indonesia.
Bedanya, warga yang berkeliling membangunkan sahur menggunakan drum khas Turkiye, bernama davul. Warga yang berkeliling membangunkan sahur menggunakan drum tersebut dijuluki sebagai Ramadhan Drummer.
Selama Ramadhan, lampu-lampu masjid-masjid di Tukiye menyala terang benderang, seperti dilansir dari Go Turkiye.
Lampu menara masjid juga dinyalakan selama 30 hari di Ramadhan. Selain Ramadhan, lampu menara masjid hanya menyala di waktu tertentu seperti Jumat.
Baca juga: Tradisi Unik di Masjid Lautze Saat Ramadhan, Mualaf Tionghoa Jadi Imam
Baca juga: Pengalaman Puasa di Sydney, Berburu Jajanan di Festival Ramadhan
Sejumlah daerah di Turkiye juga menggelar festival Ramadhan, seperti dilansir dari Go Turkiye. Salah satu festival Ramadhan tradisional adalah Feshane Ramadan Feast.
Festival Ramadhan ini berisi konser musik, drama teater, talk show tentang seni, sastra dan agama, dan lokakarya seni untuk anak-anak.
Tradisi Ramadhan di Tukiye selanjutnya adalah mahya. Melansir dari Turkpidya, mahya merupakan sebuah seni merangkai lampu yang berisi pesan atau kalimat menyambut bulan suci.
Rangkaian lampu yang menyusun kalimat tersebut digantungkan diantara dua menara masjid.
Tradisi ini sudah muncul sejak zaman Kekaisaran Ottoman. Dulunya, lampu yang menyusung kalimat berasal dari lampu minyak.
Namun, seiring perkembangan zaman, rangkaian kalimat dalam mahya tersusu dari lampu elektronik bahkan menggunakan teknologi running text.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.