Berikut ini adalah daftar peraturan berkunjung ke Museum Fatahillah di Jakarta yang wajib pengunjung patuhi:
1. Jangan foto pakai flash
Selain membaca dan melihat peninggalan masa pemerintahan Hindia Belanda, di Museum Fatahillah, pengunjung biasanya akan memotret pajangan untuk mengabadikan momen.
Galih mengatakan bahwa memotret pajangan diperbolehkan asal tidak ditujukan untuk kepentingan komersial.
"Kalau memotret untuk kepentingan pribadi boleh pakai kamera ponsel, tapi tidak boleh pakai flash," kata Galih.
Alasannya, kata Galih, flash kamera yang dipantulkan akan memicu rusaknya pajangan yang sudah berumur tua di Museum.
2. Beli tiket pakai JakCard
Masyarakat yang akan berkunjung ke Museum Fatahillah, dapat membeli tiket masuk menggunakan kartu JakCard (kartu prabayar dari Bank DKI) atau JakLingko (kartu pembayaran transportasi yang terintegarasi di Jakarta).
Baca juga: 13 Tempat Ngabuburit Murah Meriah di Jakarta Pusat
"Semuanya sekarang sudah pakai JakCard, atau bisa juga pakai JakLingko" tutur Galih.
Khusus calon pengunjung dari luar daerah Jakarta yang tidak punya kartu tersebut, bisa meminjam kartu petugas untuk pembayaran. Setelah itu membayar secara manual kepada petugas museum.
3. Hubungi petugas sebelum berkunjung (grup)
Galih mengatakan khusus pengunjung yang datang dalam bentuk grup minimal 30 orang disarankan untuk menghubungi petugas museum terlebih dahulu sebelum berkunjung.
"Kalau grup, bisa hubungi petugas loket untuk survei tempat sebelum datang," katanya.
Lihat postingan ini di Instagram
Selain melihat lokasi, petugas juga akan menyesuaikan waktu kedatangan dengan kapasitas kunjungan museum.
"Museum ini terdiri dari dua lantai, dan masing-masing lantai kapasitasnya sekitar 250 orang," pungkas Galih.
Berikut ini adalah daftar aktivitas yang bisa kamu lakukan saat berkunjung ke Museum Fatahillah Jakarta:
Kegiatan utama saat sampai di Museum Fatahillah yaitu melihat benda-benda penuh sejarah yang dipajang di setiap lantai.
Beberapa koleksi di Museum Fatahillah yang menarik untuk dilihat, seperti maket denah Batavia pada masa pemerinatahan Hindia Belanda, ruang sidang di lantai dua, hingga aneka lukisan penuh cerita di setiap lantai.
Selain itu, wisatawan juga bisa melihat aneka prasasti, seperti Prasasti Hermes, replika Prasasti Ciarureun, dan Prasasti Sunda Kalapa.
2. Masuk penjara bawah tanah
Di balik megahnya gedung Museum Fatahillah, terdapat penjara bawah tanah tempat tawanan pada masa pemerintahan Hindia Belanda ditahan.
Penjara bawah tanah di Museum Fatahillah dipisah menjadi dua kategori, yaitu penjara bawah tanah khusus pria dan penjara bawah tanah khusus perempuan.
Baca juga: Jelajah Museum Fatahillah Malam Hari, Masuk ke Penjara Bawah Tanah
Wisatawan yang penasaran bagaimana sadisnya kondisi tawanan pada masa itu bisa langsung melihat ke lokasi penjara bawah tanah.
3. Duduk santai di kursi taman
Di halaman belakang Museum Fatahillah terdapat ruang terbuka yang ditumbuhi pepohonan dan dilengkapi kursi taman.
Usai lelah berkeliling, wisatawan bisa duduk santai di kursi taman sembari menyantap bekal makanan.
Di dekat kursi taman juga terdapat mushala dan toilet. Jadi wisatawan tidak perlu repot keluar area untuk kepeluan buang air ataupun keperluan ibadah.
4. Foto-foto
Jangan lewatkan momen berkunjung ke Museum Fatahillah, wisatawan bisa foto-foto baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan museum.
Akan tetapi perlu diingat bahwa wisatawan tidak diperbolehkan memotret untuk kepentingan komersial, serta dilarang memotret menggunakan tambahan flash dari kamera.