Berdirinya Masjid Saka Tunggal masih banyak dipengaruhi tradisi kerajaan Jawa kala itu seperti Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit.
Oleh sebab itu, masih ada sejumlah tradisi unik di Masjid Saka Tunggal yang masih berlangsung sampai saat ini.
Salah satu keunikan Masjid Saka Tunggal adalah lantunan zikir dan shalawat dengan nada seperti melantunkan kidung Jawa. Tradisi yang berlangsung sebelum dan sesudah shalat Jumat ini disebut Ura Ura.
Baca juga: Masjid Al Jabbar Kini Punya Galeri Rasulullah dan Sejarah Islam Nusantara
Baca juga: Berkunjung ke Masjid Al Mashum Blora, Menyusuri Jejak NU
Tradisi unik lainnya adalah imam dan muazin tidak menggunakan peci sebagai penutup kepala melainkan udeng atau atau ikat kepala. Pada waktu tertentu, lantunan azan dilakukan oleh empat muazin sekaligus.
Selain itu, Masjid Saka Tunggal mempertahankan tradisi tidak menggunakan pengeras suara. Meski demikian, suara azan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus, tetap terdengar begitu lantang dan merdu dari masjid ini.
Masjid Saka Tunggal memiliki ritual khusus yakni ritual ganti jaro yaitu ritual mengganti pagar bambu keliling masjid. Ritual ini diikuti oleh seluruh warga Desa Cikakak.
Saat melakukan ritual itu, ada beberapa pantangan yang harus ditaati. Warga dilarang berbicara dengan suara keras dan dilarang menggunakan alas kaki.
Selain bermakna kebersamaan dan gotong royong, tradisi ini dipercaya bisa menghilangkan sifat jahat dari diri manusia. Ritual ganti jaro ini diakhiri dengan prosesi arak-arakan lima gunungan yang berisi nasi tumpeng.
Baca juga: Tips Shalat Tarawih di Masjid Sheikh Zayed, Ingat Lokasi Sandal
Baca juga: 3 Tempat Wisata Religi di Sumenep, Ada Masjid Agung
Bangunan Masjid Saka Tunggal cukup sederhana berbentuk bujur sangkar dengan atap limas. Dinding masjid berupa tembok dan anyaman bambu.
Sementara, atapnya dari seng. Sedangkan tiang utamanya dari kayu jati yang menopang bangunan utama masjid dengan kokoh. Selama ratusan tahun berdiri, warga Desa Cikakak tidak mengganti bangunan utama masjid, kecuali hanya membangun tembok sekeliling masjid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.