Zaki juga menganjurkan calon jamaah untuk memastikan keberadaan kantor agen travel terkait. Pada umumnya, agen travel resmi memiliki kantor yang jelas serta lokasinya strategis.
Tips memilih travel haji dan umrah yang aman selanjutnya adalah meneliti track record atau riwayat dari agen travel terkait.
Priyadi Abadi menuturkan, sejumlah poin track record yang perlu diketahui calon jamaah yakni lama beroperasi, jumlah jamaah yang sudah diberangkatkan, dan sebagainya.
Selain itu, calon jamaah bisa melihat track record agen travel dari sosial media. Misalnya, unggahan perjalanan haji dan umrah yang difasilitasi oleh agen travel tersebut.
“Jamaah harus berperan aktif meneliti dan melihat track record atau jam terbang dari travel tersebut agar terhindar dari penipuan. Jangan mudah percaya dengan oknum travel baru, tetapi kita tidak tahu riwayatnya seperti apa,” tuturnya.
Zaki menambahkan, agen travel haji dan umrah yang setidaknya sudah beroperasi selama tujuh tahun dengan catatannya yang positif.
“Karena biasanya sistem penipuan seperti moneygame, ponzi, dan sebagainya, biasanya sistem itu bisa bertahan tidak lebih dari lima tahun,” terangnya.
Baca juga: 3 Aturan Baru Umrah bagi Jemaah Asal Indonesia
Baca juga: Arab Saudi Luncurkan Platform Layanan Umrah, Bisa Pergi Mandiri
Untuk memastikan agen travel haji dan umrah aman, maka calon jamaah bisa meminta review atau ulasan dari jamaah terdahulu. Calon jamaah bisa bertanya seputar pengalaman menggunakan jasa agen travel terkait.
“Dari review (jamaah terdahulu) bisa kita cek, bagaimana pengalaman jamaah (pergi haji atau umrah) bersama dengan agen travel tersebut,” kata Priyadi Abadi.
Tips memilih travel haji dan umrah yang aman terakhir adalah mengetahui profil pengurus agen travel, termasuk pendiri dan pemiliknya.
Zaki menganjurkan calon jamaah untuk memastikan bahwa pemilik hingga pengurus agen travel haji dan umrah tersebut adalah sosok yang memiliki integritas.
“Pengurus dan pemilik agen travel dikenal amanah, profesional, dan punya integritas,” tuturnya.
Untuk diketahui, dalam kasus NSWA, pemiliknya yaitu Mahfudz Abdulah ternyata merupakan residivis dalam kasus yang sama penipuan perjalanan umrah. Dia ditangkap polisi pada 2016 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.