Masih di lantai yang sama, sebelah kanan dari pintu masuk terdapat lukisan bertema pemandangan, abstrak, potret, atau realis menghiasi setiap dinding.
Lampu-lampu kecil di setiap tembok sebagiannya menyala, untuk memberikan cahaya yang cukup bagi lukisan.
Bagian tengah ruang pameran ini tersedia sofa tanpa senderan untuk duduk menikmati karya lukis yang ada.
Dari sekian banyak lukisan yang dijelaskan Luthfia, salah satu yang menarik perhatian Kompas.com adalah karya terbaru milik Basoeki Abdullah.
Lukisan tersebut dibuat pada tahun 1993, tepatnya beberapa bulan sebelum Basoeki meninggal.
Uniknya, goresan pertama lukisan tersebut dibuat oleh tangan istri presiden ke-2 RI, Tien Soeharto. Sehingga, lukisan diberi nama "Dari Goresan Pertama Ibu Tien Soeharto".
"Pas tahun 1993, Basoeki mengadakan pameran. Lalu Bu Tien saat pembukaan itu menggores di canvasnya. Lalu dilanjutkan dan diselesaikan oleh Pak Basoeki," ucap dia.
Turun menuju lantai satu bangunan rumah Basoeki, terdapat sejumlah area koleksi yang sangat menarik.
Dari samping tangga, terdapat perpustakaan pribadi berisi 3.000 jenis buku. Mulai dari ensiklopedia, novel, negara, hingga pengetahuan umum terpajang rapi.
Sayangnya, pengunjung tidak bisa tiba-tiba membaca buku tersebut. Sebab, harus menggunakan izin dan surat terlebih dahulu.
Kemudian, pengunjung akan disajikan dengan ruang tamu berisi meja dan kursi yang tidak boleh diduduki, serta beberapa koleksi senjata dan barang antik milik Basoeki. Salah satu barang antik yang ia simpan adalah gading gajah.
Kompas.com juga menemukan beberapa dokumentasi pameran Basoeki Abdullah selama bertahun-tahun. Di seberangnya, terdapat deretan pakaian, topi, kacamata, sepatu, dan aksesoris yang digunakan Basoeki semasa hidupnya.