Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Aturan Berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Tempat Wafatnya Jenderal Ahmad Yani

Kompas.com - 02/04/2023, 12:01 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat yang penasaran dengan kronologi penembakan Jenderal Ahmad Yani sebelum dibuang ke Lubang Buaya, bisa mencari tahu di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi ialah kediaman Jenderal Ahmad Yani yang kini dijadikan sebagai museum sekaligus saksi bisu penembakan sang jenderal.

"Setiap barang yang dipajang di sini semuanya masih asli, yang digunakan oleh jenderal dulu," kata salah satu pemandu di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2023).

Baca juga:

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi berlokasi di Jalan Lembang Nomor 67 RT 11/ RW 7, Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Museum ini terbuka gratis untuk umum dan dapat dikunjungi setiap Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Aturan berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi

Sebelum datang ke lokasi, simak aturan berkunjung ke Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi berikut.

1. Wajib buka alas kaki

Pengunjung yang hendak masuk ke dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi wajib membuka alas kaki yang dipakai.

Lorong dapur rumah Ahmad Yani, tempat penyeretan Ahmad Yani sebelum dibuang ke Lubang Buaya.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Lorong dapur rumah Ahmad Yani, tempat penyeretan Ahmad Yani sebelum dibuang ke Lubang Buaya.

Bukan tanpa alasan, Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi dulunya merupakan rumah kediaman Jenderal Ahmad Yani.

Baca juga: Sejarah Museum Basoeki Abdullah, Berawal dari Rumah Sang Maestro Lukis

Layaknya memasuki rumah, alas kaki wajib dibuka supaya bagian dalam rumah tetap bersih dan terjaga.

2. Tidak boleh menyentuh barang pajangan

Pemandu mengatakan bahwa semua barang yang ada di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi masih asli sejak dipakai oleh Jenderal Ahmad Yani.

Pajangan di Museum Sasmitaloka, tidak boleh disentuh karena sudah tua.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Pajangan di Museum Sasmitaloka, tidak boleh disentuh karena sudah tua.

Tidak hanya dari kualitas barang, tetapi juga dari tata letak barang pun masih sama sejak zaman dahulu.

Baca juga: Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Guna menjaga agar tidak rusak, barang-barang yang ada di dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi tidak boleh disentuh.

3. Tidak boleh memotret pajangan menggunakan flash

Jika pengunjung ingin mengabadikan momen di dalam museum, petugas mengizinkan pengunjung untuk memotret, asalkan tidak menggunakan tambahan flash.

Potret ruang tamu rumah Ahmad Yani.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Potret ruang tamu rumah Ahmad Yani.

"Memotret pajangan tidak boleh pakai flash, karena (penggunaan flash) bisa memudarkan warna. Ini karena barang-barang yang ada di sini (museum) umurnya sudah tua," katanya.

4. Tidak boleh mendokumentasikan isi kamar Jenderal Ahmad Yani

Meskipun pengunjung boleh mendokumentasikan bagian dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada kamar pribadi Jenderal Ahmad Yani.

Bagian dalam kamar Jenderal Ahmad Yani tidak boleh dipotret.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Bagian dalam kamar Jenderal Ahmad Yani tidak boleh dipotret.

"Semua ruangan boleh didokumentasikan, kecuali isi kamar Jenderal. Hal ini mengingat di dalam ruangan tersebut banyak barang-barang pribadi (Jenderal)," katanya.

Baca juga: 4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

Oleh sebab itu, pengunjung wajib menghormati privasi kamar Jenderal Ahmad Yani dengan cara tidak memotret atau bahkan merekam video di dalam kamar Sang Jenderal.

5. Berpakaian sopan

Sang pemandu mengatakan bahwa tidak ada aturan khusus terkait pakaian pengunjung saat masuk ke dalam Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.

Potret pengunjung museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi mengenakan pakaian sopan.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Potret pengunjung museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi mengenakan pakaian sopan.

" Yang penting pakai pakaian yang sopan, bebas, dan rapi," katanya.

6. Kirim surat jika datang dalam bentuk rombongan

Jika pengunjung datang dalam rombongan, kepala rombongan wajib mengirim surat terkait kunjungan kepada Kepala Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.

"Kalau datang dengan rombongan sekolah, bisa bisa bikin surat dulu ke museum. Jadi bikin jadwal dulu," katanya.

Pintu masuk pengunjung Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Pintu masuk pengunjung Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.

Hal ini penting dilakukan supaya petugas museum bisa mengatur kedatangan pengunjung di luar grup.

"Kalau sudah dijadwalkan, dan (pada saat kunjungan tersebut) ada pengunjung lain, maka kita tutup hari itu untuk yang lain," katanya.

Baca juga: Tarif Tol Jakarta-Cikampek 2023, Cek Sebelum Mudik 

Surat kunjungan wajib dikirim dalam bentuk fisik kepada Kepala Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, setidaknya tiga hari sebelum waktu kunjungan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com