RUTENG, KOMPAS.com – Kain tenun todo merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Todo di Kecamatan Satarmese, Satarmese Barat, dan Satarmese Utara di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terus dilestarikan kaum perempuan di wilayah tersebut.
Kain tenun todo tak bisa dipisahkan dari aktivitas masyarakat setempat. Kain tenun ini selalu dipakai saat ritual adat penti (syukuran) tahunan dan ritual adat perkawinan.
Baca juga: Kampung Adat Todo, Pusat Peradaban Minangkabau di Flores Barat
Kain ini juga wajib dikenakan oleh wisatawan mancanegara (wisman), wisatawan nusantara (wisnus), dan wisatawan lokal yang tengah berkeliling dan mengunjungi rumah-rumah adat di Kampung Todo.
Selain itu, saat merayakan perayaan besar, salah satunya Paskah, warga setempat juga memakai kain tenun todo. Seperti perayaan Paskah beberapa waktu lalu, dari Kamis (6/4/2023) hingga Minggu (9/4/2023).
Baca juga: Kisah Gendang Desa Adat Todo yang Terbuat dari Kulit Manusia
Ketua Dewan Stasi Santo Yohanes Pemandi Woa, di Paroki Santo Stefanus Iteng, Kevikepan Ruteng, Keuskupan Ruteng, Rofinus Dat menjelaskan, masyarakat Kampung Woa, Desa Koak, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT, selalu mengenakan kain todo saat merayakan hari-hari besar keagamaan.
"Saat perayaan Paskah, umat Katolik Kampung Woa, yang adalah masyarakat Woa memakai kain tenun todo. Ini sangat unik. Ini juga cara masyarakat Satarmese melestarikan warisan budaya kain tenun Todo. Apalagi anggota kor saat perayaan berlangsung memakai kain tenun todo," jelas Rofinus kepada Kompas.com, Minggu (9/4/2023).
Ia menambahkan, masyarakat melestarikan warisan budaya dengan membiasakan diri memakai kain tenun todo. Upaya ini juga guna menghormati dan menghargai perempuan yang menenun kain tenun todo.
"Semua kaum perempuan di wilayah perkampung Todo dan sekitarnya bisa menenun kain tenun todo. Tamu yang menginap di rumah warga selalu disediakan kain tenun Todo untuk selimut saat istirahat malam karena cuacanya dingin," ucapnya.
Baca juga: Wisatawan Asing Senang Kampung Todo di NTT Pertahankan Warisan Leluhur
Wisatawan yang jalan-jalan di Kampung Todo dan Waerebo, misalnya, wajib memakai kain tenun todo bila menginap di rumah warga atau rumah adat di kampung-kampung tersebut.
"Keluarga selalu menyiapkan kain tenun todo di kamar tidur yang akan dipakai oleh wisatawan dan tamu yang hendak bermalam," kata Rofinus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.