Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa yang Bersejarah di Menteng

Kompas.com - 12/04/2023, 10:30 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteng dikenal sebagai kota taman dengan rumah-rumah yang megah ala vila dan komplek perumahan yang sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda.

Dalam buku "Menyalakan Pelita Membagi Cahaya: Perjalanan 50 Tahun Masjid Agung Sunda Kelapa (2022) ditulis bahwa pada zaman penjajahan Belanda, kawasan ini dihuni oleh kaum elit Belanda.

Ketika Belanda pulang ke negaranya dan digantikan oleh Jepang, kawasan Menteng dihuni oleh kaum elit Jepang.

Baca juga:

Begitu juga saat Jepang sudah kembali ke negaranya dan Indonesia merdeka, kawasan Menteng dihuni oleh kaum elit nasional hingga saat ini.

Di tengah megahnya perumahan di kawasan Menteng saat ini, terdapat sebuah masjid tanpa kubah yang berdiri kokoh. Namanya Masjid Agung Sunda Kelapa.

Menurut sejarah, Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan masjid pertama yang dibangun di kawasan Menteng setelah Indonesia merdeka.

Proses pembangunannya pun penuh perjuangan karena mengalami banyak kendala. Mulai dari kendala perizinan, terjadinya G30 SPKI, hingga kurangnya pendanaan.

Baca juga: Cara ke Masjid Agung Sunda Kelapa di Jakarta Naik KRL dan Transjakarta

Dari hasil perjuangan para pendahulu, kini Masjid Agung Sunda Kelapa masih kokoh dan tetap digunakan hingga saat ini untuk keperluan ibadah hingga wisata religi.

"Pembangunan masjid ini baru bisa terealisasi sekitar 1968 saat peletakkan batu pertama dan diresmikan pada 1971 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu Pak Ali Sadikin," kata Sekretariat Masjid Agung Sunda Kelapa M Reno Fathur Rahman kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2023).

Berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa

Saya sampai di depan Masjid Agung Sunda Kelapa, tepat saat azan Ashar mulai berkumandang.

Para jamaah satu persatu mulai memasuki Masjid, usai mengambil wudhu di ruangan masjid bagian bawah.

Masjid Sunda Kelapa di Menteng, Jakarta Pusat.KOMPAS.com/Ihsanuddin Masjid Sunda Kelapa di Menteng, Jakarta Pusat.

Tidak sulit menemukan lokasi Masjid Agung Sunda Kelapa karena sesuai dengan arahan masyarakat setempat, masjid ini berada di belakang gedung Bappenas.

Selain itu, atapnya juga unik dan mudah dikenali.

Bagian atapnya datar, bahkan tidak membentuk segitiga layaknya atap rumah pada umumnya.

Baca juga:

Dikarenakan waktu shalat Ashar sudah datang dan tim Kompas.com perlu menunggu pengurus Masjid selesai shalat, maka dari itu saya memutuskan untuk ikut shalat bersama jamaah yang lain.

Tidak ada yang unik dari tatanan tempat wudhu, toilet, maupun selasar menuju ruang ibadah. Dari penglihatan saya, bagian-bagian masjid ini masih sama dengan masjid pada umumnya. 

Akan tetapi saat memasuki ruangan ibadah utama, saya menemukan satu perbedaan dari masjid ini. Yaitu tiadanya pilar-pilar yang berada di dalam ruangan. 

Baca juga: 4 Masjid Tua di Jakarta Barat, Ada yang Usianya Lebih dari 200 Tahun

Ruangan ibadah terasa lapang dan tidak ada tiang yang menghalangi pandangan saat menghadap kiblat.

Masjid ini terdiri dari dua bagian, yaitu ruangan ibadah utama dan ruangan ibadah di luar ruangan utama.

Khusus ruangan ibadah di luar ruangan utama terdapat sebuah layar yang menampilkan keadaan di dalam ruangan utama.

Ruang ibadah Masjid Agung Sunda Kelapa tanpa tiang penyangga kubah.KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri Ruang ibadah Masjid Agung Sunda Kelapa tanpa tiang penyangga kubah.

Jadi, jamaah tetap bisa menyaksikan imam ataupun penceramah yang ada di bagian depan ruang utama tanpa perlu mendekat.

Dari informasi yang disampaikan, diketahui bahwa masjid ini memang sengaja dibangun tanpa kubah guna menghindari adanya tiang yang menghalangi di dalam masjid.

Baca juga: Masjid Agung Sunda Kelapa di Jakarta: Jam Buka dan Aturan Berkunjung

Tim Kompas Traveel juga diajak melihat fasilitas ramah disabilitas yang disediakan oleh Masjid Agung Sunda Kelapa.

Salah satunya adalah lift prioritas yang menghubungkan antara lantai dasar dan ruangan utama masjid.

Belum sempat sepenuhnya berkeliling, kegiatan kami sore itu harus terhenti karena rintik hujan mulai turun dan jamaah masjid akan bersiap-siap untuk berbuka puasa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com