BANGKA, KOMPAS.com - Tujuh bubungan rumah panggung berdiri megah di lahan Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Belinyu, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Rumah yang keseluruhannya dibuat secara tradisional itu merupakan replika rumah asli Suku Lom atau Suku Lum, yakni suku yang diyakini pertama kali bermukim di Bangka dan ketika itu belum mengenal peradaban modern.
Lom atau Lum sendiri merujuk pada pengertian kata belum mengenal kemajuan. Suku Lum diyakini berasal dari berbagai etnis, termasuk dari kalangan melayu Bangka dan Tionghoa yang memilih hidup mengasingkan diri.
Baca juga: Perang Ketupat, Tradisi Jelang Ramadhan di Bangka Belitung
Mereka pada mulanya tinggal di hutan-hutan sembari membangun keterampilan bercocok tanam dan beternak di sekitar rumah mereka.
Saat ini, ketujuh rumah panggung tersebut menjadi bagian dari Kampung Adat Gebong Memarong. Lokasi ini dijadikan sebagai warisan budaya sekaligus destinasi pariwisata.
Sekretaris Lembaga Adat Mapur Arsi Harmoko mengatakan, Memarong atau rumah adat suku lum atau orang mapur zaman dulu sesungguhnya sudah punah.
Kemudian masyarakat setempat berinisiatif untuk melestarikan budaya tersebut agar tidak punah, sehingga terwujudlah Kampung Adat Gebong Memarong di Dusun Air Abik.
"Jadi oleh lembaga adat, Rumah Memarong dibangun kembali, supaya generasi muda tahu kalau dulu nenek moyang kita memiliki rumah adat seperti ini," kata Arsi di Dusun Air Abik, Selasa (18/4/2023).
Baca juga: Buang Jung, Tradisi Merawat Laut dari Bangka Selatan
Pembangunan Kampung Adat Gebong Memarong diawali dengan Ngujem Tiang Kampung Adat Gebong Memarong beberapa waktu lalu. Ada tujuh Gebong atau tujuh bubung rumah tradisional yang dibangun di Kampung Adat ini.
Tujuh Gebong Memarong ini nantinya akan difungsikan untuk home stay tradisional sebanyak empat unit, balai adat, galeri, dan museum. Bangunan berbentuk panggung yang beralaskan kayu ibul, dengan dinding kulit kayu dan beratapkan nipah.
Setiap bangunan Memarong ini memiliki ciri khas yang berbeda mulai dari jenis ikatan, jenis kayu, maupun bahan lainnya yang dibuat semirip mungkin dengan rumah adat Orang Lum.
"Kampung Adat Gebong Memarong untuk melestarikan kehidupan Orang Lum, tidak hanya bangunan rumahnya saja, melainkan juga tradisi dan kearifan lokal Orang Lum agar bisa dilihat kembali oleh generasi saat ini," ujar Arsi.
Baca juga: Wisata Populer Bangka Selatan, Ada Pantai dan Festival Mengarak Telur
Pj Gubernur Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu saat kunjungan ke Gebong Memarong mengingatkan agar Kampung Adat Gebong Memarong dilestarikan sebagai kekayaan budaya milik daerah.
"S2 saya sosiologi Universitas Indonesia, kami juga belajar antropologi. Jadi konsep-konsep seperti ini, konsep pemberdayaan, bagaimana kita membuat masyarakat itu menjadi berdaya. Hal ini memang harus kita perhatikan, kehadiran pemerintah salah satunya seperti ini, dan kehadiran dari swasta, perusahaan dan masyarakat ini sudah di lakukan oleh lembaga adat di Mapur," ujar Suganda.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.