KOMPAS.com - Kupatan atau Syawalan merupakan tradisi masyarakat Jawa yang diperingati sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri atau bertepatan dengan tanggal 8 Syawal.
Kupatan diperingati setelah umat Islam menjalankan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Oleh sebab itu, di beberapa daerah Kupatan juga dikenal dengan nama Syawalan.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kupatan? Ketahui Maknanya
Baca juga: Kupatan di Kampung Budaya Polowijen Malang, Dibalut Menari Bersama
Tradisi Kupatan dirayakan dalam berbagai kegiatan yang berbeda-beda pada setiap daerah. Tradisi turun temurun ini masih dilestarikan hingga saat ini.
Lantas, apa makna dari Kupatan? Ma’sumatun Ni’mah dalam Tradisi Islam di Nusantara (2019) menuliskan, bahwa tradisi Kupatan berasal dari kata kupat atau ketupat dalam bahasa Jawa, yang merupakan makanan khas dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri. Bagi masyarakat Jawa, kupat bukan merupakan sekadar makanan khas Lebaran.
Lebih dari itu, kupat dimaknai sebagai kependekan dari ngaku lepat atau mengaku bersalah.
“Artinya, pada Hari Raya Idul Fitri manusia harus berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada orang lain,” (Ni’mah, 2019: 12).
Oleh sebab itu, tradisi Kupatan bermakna filosofis bahwa umat Islam mengakui kesalahannya di hari yang fitri, serta saling memaafkan.
Seperti disampaikan sebelumnya, tradisi Kupatan banyak ditemukan di Jawa. Ada sejumlah kota di Jawa yang masih melestarikan tradisi turun temurun tersebut.
Rembang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang melestarikan tradisi Kupatan.
Kupatan di Rembang, Jawa Tengah dirayakan secara meriah dalam sebuah event, seperti dikutip dari laman Kanwil Kemenag Jawa Tengah. Perayaan Kupatan tersebut diselenggarakan di Taman Rekreasi Pantai Kartini yang terletak di tengah Kota Rembang.
Tradisi Kupatan di Rembang disemarakkan oleh ratusan pedagang yang datang dari berbagai kota, seperti Lamongan, Jombang, Kudus, dan Blora.
Adapun barang dagangan yang ditawarkan beragam, seperti bunga hias, gerabah, mainan, kuliner dan lainnya. Selain itu, Kupatan di Rembang diisi oleh hiburan musik.
Masyarakat Rembang menyambut dengan antusiasme tinggi tradisi Kupatan tersebut. Banyak warga dari berbagai kecamatan mendatangi event Kupatan untuk berbelanja atau sekadar mencari hiburan.
Baca juga: Pantai Parangtritis Masih Jadi Favorit Wisatawan di Bantul Saat Libur Lebaran 2023
Baca juga: Usai Libur Lebaran 2023, Wisatawan di Kota Batu Diprediksi Banyak Saat Long Weekend
Tradisi Kupatan juga digelar oleh masyarakat Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Mengutip laman Kabupaten Blora, tradisi Kupatan digelar dengan acara memasak ketupat dan selamatan bersama penduduk desa.
Masyarakat Blora memasak ketupat serta makanan pelengkap lainnya seperti makanan tradisional lepet, sayur, opor ayam, dan sebagainya.
Pagi hari pada hari Kupatan, biasanya warga menggelar selamatan atau hajatan bersama di rumah perangkat desa atau mushola. Para warga, khususnya ibu-ibu membawa bungkusan berisi kupat, lepet, opor, dan makanan pelengkap lainnya.
Setelah berkumpul, tokoh masyarakat atau tokoh agama memimpin doa bersama, memohon keselamatan, kesehatan, panjang umur, serta kemudahan rezeki.
Beberapa warga juga membagikan ketupat dan lepet kepada keluarga dan tetangga sekitar yang tidak sempat memasak ketupat dan lepet.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.