PACITAN, KOMPAS.com - Mengunjungi Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tak lengkap rasanya jika belum mampir ke tempat wisata baru bernama Museum Song Terus.
Museum Song Terus berada di kawasan situs Goa Song Terus, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
Baca juga: Museum Song Terus Pacitan: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Fasilitas
Museum ini terletak kurang lebih 100 meter dari situs Goa Tabuhan dan tepat berada di depan Situs Goa Song Terus.
Meski sudah dibangun sejak tahun 2016, Museum Song Terus baru dibuka pada Oktober 2022 lalu.
Tim Merapah Trans-Jawa Lintas Selatan 2023 mengunjungi museum ini pada hari keenam perjalanan, tepatnya pada Minggu (16/4/2023).
Dari depan, tampak bangunan berbentuk balok berwarna kecoklatan. Di depannya berdiri sebuah patung dengan tulisan Museum Song Terus di bagian bawahnya.
Baca juga:
Di balik tembok pintu masuk, terdapat bebatuan dan atap kaca yang membuat cahaya matahari bisa menerangi bagian depan museum.
Tidak hanya estetis, bangunan museum didesain sedemikian rupa sehingga nampak terpadu.
Rupanya, Museum Song Terus dirancang oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga merupakan seorang arsitek.
Wajar saja jika museum ini memiliki desain futuristik dan modern yang memanjakan mata siapa pun yang datang.
Tak perlu waktu lama, Tim Merapah Kompas.com memasuki bagian depan museum, lalu langsung menuju meja registrasi.
Sebagai informasi, hingga saat ini, tiket masuk Museum Song Terus masih gratis. Pengunjung hanya perlu mengisi data diri sebelum berkeliling museum.
Baca juga: 7 Tips ke Museum Song Terus Pacitan, Perhatikan Jam Buka
Setelah diberikan kode QR dan melewati mesin penghitung, akan terlihat akses menuju ruang pameran di lantai dua. Akses ini berupa jalanan miring yang di tengah atasnya memiliki bentuk kerucut berwarna merah.
Sambil berjalan, Kompas.com ditemani oleh Asisten Kurator Museum Song Terus, Rizqy Amallia Ramadhani sebagai pemandu siang hari itu.
Ia mengatakan bahwa museum ini menampilkan perjalanan manusia, kebudayaan, dan lingkungan alam di Gunung Sewu.
"Museum Song Terus menyimpan kebudayaan dan koleksi kehidupan di Gunung Sewu sejak pra-sejarah hingga kini," ujar Sekar.
Lebih lanjut, kata dia, terdapat sekitar 3.000 koleksi yang disimpan di ruangan khusus dan di enam ruangan yang terbagi sesuai kronologi.
Baca juga: Sejarah Goa Gong Pacitan, Ditemukan sejak Tahun 1924
Ruangan pertama adalah Introduction atau pendahuluan untuk pengenalan lokasi Gunung Sewu.
Lokasi Gunung Sewu, kata Sekar, memanjang melewati tiga wilayah. Mulai dari Kabupaten Gunungkidul di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri di Provinsi Jawa Tengah, dan Kabupaten Pacitan di Provinsi Jawa Timur.
Baca juga: Menjelajahi Goa Gong di Pacitan, Takjub Lihat Warna-warni Cantik
Adapun nama museum Song Terus diambil dari penamaan situs Song Terus yang ada di dekat museum.
"Jadi bukan hanya penemuan yang ada dari situs Song Terus. Tapi secara umum temuan dari wilayah Gunung Sewu itu tadi," imbuhnya.
Selama di ruang pameran, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai koleksi pra-sejarah seperti kerangka manusia purba, hewan, dana benda yang digunakan ratusan tahun yang lalu.
"Semua koleksi di sini asli ya, kecuali ada beberapa kerangka manusia tiruan. Koleksi yang asli disimpan di tempat lain," terangnya.
Kompas.com juga melihat beberapa informasi berupa sketsa dan ilustrasi tentang kehidupan manusia purba, antara lain Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus erectus, dan Homo soloensis yang pernah ditemukan di Indonesia.
Beberapa peralatan yang digunakan untuk menunjang kehidupan zaman pra-sejarah juga dipamerkan di ruangan museum.
Sekar menyampaikan, beberapa alat diverifikasi jenis dan penggunaannya dengan cara mengetahui adanya peralatan serupa yang digunakan saat ini.
"Karena ada beberapa temuan yang sifatnya berlanjut sampai sekarang, seperti beliung atau alat potong yang sudah ada semenjak Zaman Batu, masih digunakan hingga saat ini," kata dia.
Saat ada pameran, ia bercerita, beliung dipajang sebagai koleksi lalu pengunjung dari Papua mengatakan bahwa alat tersebut masih digunakan di daerah mereka.
Tampak juga beberapa perhiasan zaman dahulu yang terbuat dari batu ataupun kerang yang ternyata tidak kalah cantik dengan perhiasan yang ada saat ini.
Selama berkeliling, koleksi museum menjadi semakin mencolok dan menarik untuk dilihat karena disimpan di ruang pameran yang cukup gelap.
Pengunjung juga bisa menemukan beberapa spot foto yang estetis dan unik karena sudut-sudut museum Instagramable.
Tak terasa, Kompas.com sudah mengelilingi ruang pameran selama sekitar 30 menit dan sampai di akhir perjalanan atau ruang masa kini.
Di ruangan tersebut, pengunjung akan bisa menemukan benda-benda dan informasi mengenai sejumlah peralatan dan kebudayaan terkini.
"Ini galeri terakhir. Jadi setelah ini, pengunjung diharapkan dapat menerima dua poin setelah berkeliling museum," tutur Sekar.
Dua poin tersebut yaitu belajar dari masa lampau, kemudian belajar dari keragaman.
Sebab, kata dia, banyak peninggalan ataupun kebudayaan yang bisa ditemukan di beberapa daerah karena perjalanan nenek moyang, tidak hanya Indonesia.
Usai sudah perjalanan mengeksplorasi Museum Song Terus. Meski masih ada beberapa fasilitas penunjang yang belum beroperasi sepenuhnya, museum ini tetap cocok dikunjungi bila ingin menambah ilmu dan wawasan seputar kehidupan pra-sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.