Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Bikin Tembikar di Ganara Art Plaza Indonesia, Mesti Sabar

Kompas.com - 12/05/2023, 10:10 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ingin mencari kegiatan saat luang untuk mengasah kreativitas dan keterampilan, datang saja ke Ganara Art di Plaza Indonesia. 

Tempat ini menawarkan beragam kegiatan membuat karya seni yang bebas dan menyenangkan, sehingga bisa dinikmati siapa pun.

Beberapa kegiatan di sana, seperti melukis di atas kain, melukis akrilik, membuat tembikar dengan alat, mendekorasi jurnal, melukis di dinding, hingga melihat instalasi seni.

Baca juga:

Aktivitas harian berdurasi 45 menit dibanderol mulai Rp 50.000 per kegiatan, sedangkan kelas regular berdurasi 1,5 jam dengan guru biayanya mulai Rp 175.000 per sesi.

Ganara Art Plaza Indonesia merupakan cabang terbaru yang bisa ditemukan di Lantai 6 Plaza Indonesia, Jalan M.H. Thamrin Kav 28-30, RT 9/RW 5, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Jam buka tempat ini mengikuti waktu operasional mal, yaitu setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB. 

Pengalaman bikin karya seni di Granara Art Plaza

Selasa (4/4/2023) sore, Kompas.com memutuskan mengunjungi tempat ini untuk mencoba rasanya melukis dan membuat tembikar sambil refreshing.

Dari depan, situasi di Ganara Art Plaza Indonesia tampak cukup lengang, hanya ada satu keluarga sedang mengantre membeli tiket.

Baca juga: 6 Spot Foto Ciamik di Ganara Art Plaza Indonesia, Cocok buat Konten

Tak lama, Kompas.com masuk melewati instalasi atau galeri seni yang terdiri dari dua lorong sebagai jalanan pembuka. Sebelum foto-foto, rasanya lebih pas jika beraktivitas terlebih dahulu.

Perlengkapan seperti celemek melukis dan media kain yang bisa dipilih di Ganara Art Plaza Indonesia. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Perlengkapan seperti celemek melukis dan media kain yang bisa dipilih di Ganara Art Plaza Indonesia.

Melewati bagian tengah yang berisi panggung dan kafe, akhirnya tiba juga di ruang kelas yang cukup besar. Ruang kelas atau studio ini terbagi menjadi beberapa area besar, untuk melukis dan tempat membuat tembikar.

Bagian tengah terisi oleh meja-meja dengan kursi berwarna putih yang cukup banyak, terlihat serasi dengan desain sekelilingnya. Di pojokan dinding, ada lemari memajang hasil karya tembikar pengunjung maupun guru di Ganara. 

Baca juga: Cara ke Ganara Art di Plaza Indonesia, Dekat Halte Bundaran HI

Staf di Ganara mengarahkan Kompas.com memasang celemek (apron) untuk melukis, dan memilih media untuk dilukis, ada tote bag dan topi.

Melukis di atas kain

Usai memasang celemek dan menata peralatan, seperti tas kain, cat, kuas, dan air, kegiatan melukis pun dimulai.

"Sekarang dapat cat warna ungu, kuning, merah, hijau, putih, dan biru dulu. Sisanya jika butuh warna lain, bisa menghubungi saya," kata seorang staf.

Pengunjung di Ganara Art Plaza Indonesia yang sedang melukis karya, Selasa (4/4/2023). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Pengunjung di Ganara Art Plaza Indonesia yang sedang melukis karya, Selasa (4/4/2023).

Tepat di depan meja, terdapat beberapa anak kecil dan juga pasangan yang sedang fokus melukis di atas topi kain.

Baca juga: 13 Tempat Ngabuburit Murah Meriah di Jakarta Pusat 

Meski jari-jemari terasa agak kaku karena sudah lama tidak memegang kuas, sensasi melukis dengan kain sebagai media jadi salah satu kegiatan yang menyenangkan. 

Contoh karya yang dibuat di All Day Art Activity di Ganara Art Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Contoh karya yang dibuat di All Day Art Activity di Ganara Art Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.

Awalnya, Kompas.com sempat bingung dan agak ragu karena tidak yakin dengan obyek yang akan dibuat. Namun, tidak perlu waktu lama karena kegiatan ini hanya perlu kamu nikmati.

Baca juga: 6 Tempat Healing di Jakarta Pusat, Bisa Melipir ke Hutan Kota

Sekitar 30 menit sudah berlalu, karya yang dilukis juga sudah selesai. Hasilnya tidak terlalu bagus dan sesuai ekspektasi. Meski begitu, ada kepuasan tersendiri saat memandangi hasil karya yang sudah dibuat.

Pertama kali coba pottery wheel

Selanjutnya, Kompas.com berpindah ke ruang studio sebelah untuk mencoba aktivitas membuat tembikar menggunakan alat tradisional. 

Menurut salah seorang staf, kegiatan ini membutuhkan fokus dan kesabaran untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan. Sebab, ada koordinasi antara jari-jemari tangan dengan kaki yang mendorong alat. 

Hasil tanah liat yang sudah dibentuk dalam kelas Pottery Wheel Experience di Ganara Art Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Hasil tanah liat yang sudah dibentuk dalam kelas Pottery Wheel Experience di Ganara Art Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.

"Kaki kiri selalu di atas, kita hanya pakai kaki kanan untuk menendang ke depan. Dorongnya tidak perlu terlalu kencang, sambil basahin jari dan siap-siap pegang tanahnya," kata seorang guru bernama Cynthia.

Ia mengatakan, pengunjung bisa membuat tembikar yang berasal dari tanah liat 500 gram, untuk dibentuk menjadi wadah yang simetris.

"Ada titik di tengah tanah. Empat jari kiri pegang badan tanah, jempol ditaruh di tengah. Lalu telunjuk kanan siap-siap membuat lubang. Pelan-pelan saja ya," lanjut Cynthia mengajarkan. 

Baca juga: 9 Kafe Rooftop di Jakarta Pusat, Bisa Lihat Gedung Pencakar Langit

Setelah sekitar 15 menit mendengarkan arahan, Kompas.com mulai membentuk tanah liat menjadi sebuah mangkuk. Ternyata, membuat tembikar dengan alat tradisional memang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi.

Pengunjung harus bisa mengordinasikan kedua jari tangan dengan kaki agar tiap dinding tanah memiliki ketebalan yang sama, tidak terlalu tipis sampai bolong, atau terlalu tebal.

Pengunjung di Ganara Art Plaza Indonesia yang sedang membuat tembikar, Selasa (4/4/2023). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Pengunjung di Ganara Art Plaza Indonesia yang sedang membuat tembikar, Selasa (4/4/2023).

Jika sudah selesai membuat lubang yang cukup, mangkuk atau wadah yang dibentuk bisa dihias dengan menambahkan akses lengkung atau garis-garis sesuai selera.

Sayangnya, untuk aktivitas harian ini, tembikar hasil buatan pengunjung tidak dapat dibawa pulang. Sebab, tanahnya tentu masih basah dan membutuhkan waktu beberapa hari untuk jadi kering.

Baca juga:

"Kalau mau bawa pulang dan dihias dengan cat, sama diberi firing (lapisan khusus), bisa ikut kelas reguler. Setelah tembikarnya dikabar, beberapa hari kemudian bisa datang lagi dan diwarnai," kata Cynthia. 

Kendati tidak bisa membawa pulang oleh-oleh langsung berupa tembikar, Kompas.com sudah cukup puas setelah mengambil gambar dan mendokumentasikan proses pembuatan tanah liat.

Sebagai pengalaman yang baru pertama kali dialami, kegiatan ini bisa jadi salah satu alternatif hiburan yang seru untuk melepas penat. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com