KOMPAS.com - Museum Kebangkitan Nasional menyimpan banyak bukti sejarah perjuangan pelajar Stovia dalam melawan penjajahan Hindia Belanda.
Di sini wisatawan bisa mengetahui bagaimana lingkungan gedung sekolah Stovia pada zaman dahulu, serta replika barang-barang yang kerap digunakan oleh tenaga medis saat menangani pasien.
"Biasanya yang datang berkunjung itu pelajar sekolah dan anak muda, karena sekarang lagi nge-trend juga museum date," kata Educator Museum Kebangktan Nasional Titis Kuncoro Wati kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).
Baca juga: Museum Kebangkitan Nasional Jakarta: Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
Museum Kebangkitan Nasional berlokasi di Jalan Abdul Rachman Saleh Nomor 26, Senen, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat.
Tarif masuk Museum Kebangkitan Nasional pun cukup ramah dikantong, berkisar mulai dari Rp 500 hingga Rp 2.000.
Khusus wisatawan yang baru pertama kali datang, Kompas.com merangkum beberapa tips berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional.
Museum Kebangkitan Nasional punya lahan parkir yang bisa dibilang cukup kecil untuk menampung kendaraan pengunjung. Maka dari itu, Titis menyarankan pengunjung untuk naik transportasi umum ke Museum Kebangkitan Nasional.
"Kita di sini minim lahan parkir, karena kawasannya langsung berhadapan dengan jalan raya," kata Titis.
Ada dua transportasi umum yang bisa ditumpangi, yakni Transjakarta dan KRL CommuterLine. Jika ingin naik Transjakarta, calon pengunjung bisa menumpangi Transjakarta nomor 1P rute Senen-Blok M dan nomor 2P rute Senen-Gondangdia.
Baca juga: 5 Aktivitas di Museum Song Terus Pacitan, Tambah Ilmu dan Buat Konten
Sementara jika naik KRL Commuter Line, calon pengunjung bisa turun di Stasiun Gondangdia. Setelah itu kembali melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online ke Museum Kebangkitan Nasional.
Di Museum Kebangkitan Nasional terdapat replika bukti sejarah Stovia dan replika bukti sejarah Hari Kebangkitan Nasional.
Supaya kunjunganmu ke museum lebih seru dan bermakna, sebaiknya bacalah sekilas mengenai Stovia dan sejarah Hari Kebangkitan Nasional.
Baca juga: Mengenal Museum Dewantara Kirti Griya, Peninggalan Ki Hadjar Dewantara
Bukan tanpa alasan, selain membuat penjelasan dari pemandu museum lebih mudah dipahami, pengunjung juga bisa merasa masuk ke dalam cerita kehidupan Stovia pada zamannya, apalagi saat masuk ke area asrama.
Khusus pengunjung yang datang bersama rombongan, seperti kunjungan pelajar sekolah, disarankan sebaiknya mengirim surat ke pihak museum sebelum datang.
"Setidaknya seminggu atau H-3 sebelum kunjungan, supaya bisa disesuaikan dengan jadwal museum dan jadwal kunjungan yang sudah ada sebelumnya," kata Titis.
Baca juga:
Mengirim surat sebelum berkunjung juga bisa mempermudah pihak museum untuk bersiap-siap menyambut pengunjung supaya layanan kunjungan lebih maksimal.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.