1. Lihat replika alat peraga
Museum Kebangkitan Nasional dulunya merupakan gedung yang digunakan oleh para pelajar School tot Opleiding van Indische Artsen atau disingkat dengan nama Stovia.
Stovia ialah sekolah pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman Hindia Belanda. Maka dari itu, di sini wisatawan akan menemukan beragam alat peraga bertema kesehatan.
Beberapa replika alat peraga yang dulu kerap digunakan oleh para dokter zaman Hindia Belanda seperti aneka pisau, gunting, dan patung yang menampakkan anatomi tubuh manusia.
Baca juga: 4 Tips ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sumatera Barat
Bahkan ada pula mesin pemecah kepala dan alat bantu pernafasan yang dulu digunakan sebagai alat bantu pelajaran.
2. Berkunjung ke bekas asrama pelajar STOVIA
Titis mengatakan bahwa semua siswa pelajar kalangan laki-laki Stovia dulu tinggal di asrama. Kawasan asrama ini berada dekat dengan kelas dan ruang guru.
"Dulu pelajar yang laki-laki tinggal di asrama, sementara kalangan perempuan tinggal di indekos warga sekitar," katanya.
Baca juga: Mengenal Museum Dewantara Kirti Griya, Peninggalan Ki Hadjar Dewantara
Layaknya sebuah asrama, di sini wisatawan akan melihat jajaran tempat tidur, lemari, dan koper yang bentuknya seragam
3. Belajar sejarah perjuangan pelajar STOVIA
Tidak hanya belajar tentang kehidupan pelajar Stovia, tetapi wisatawan juga bisa mendalami sejarah penjajahan Belanda hingga lahirnya organisasi Budi Oetomo.
Sejarah perjuangan pelajar Stovia diceritakan melalui patung peraga, sehingga pelajaran sejarah terkesan lebih menarik, seperti replika kapal VOC dan patung Kartini.
Baca juga: 6 Tempat untuk Mengenang Jejak Kartini, Museum hingga Makam
4. Lihat lukisan asli Dokter Wahidin
Titis mengatakan, semua pajangan yang ada di Musuem Kebangkitan Nasional adalah replika, kecuali lukisan Dokter Wahidin Soedirohoesodo karya maestro seni lukis Basoeki Abdullah.
Di sini wisatawan boleh memotret, asal tidak menggunakan lampu kilat kamera dan tidak menyentuh lukisan.
5. Foto-foto
Bangunan yang ada di Museum Kebangkitan Nasional saat ini masih mempertahankan gaya bangunan zaman Hindia Belanda.
Lapangan yang luas dan arsitektur bangunan yang estetik dapat dimanfaatkan untuk berfoto-foto.
Baca juga: Tapak Tilas Lokasi Gugurnya Jenderal Ahmad Yani di Museum Sasmitaloka
Beberapa spot foto yang bisa dijadikan pilihan seperti di depan aula Budi Oetomo, di dalam asrama, di selasar, ataupun di ruang kelas bersama patung-patung pelajar Stovia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.