Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Sejarah Stovia, Sekolah Dokter Pertama di Indonesia

Kompas.com - 16/05/2023, 15:40 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Berdirinya Stovia

Menurut penuturan Titis, Stovia merupakan bentuk penyempurnaan dari Sekolah Dokter Djawa.

Stovia didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan tujuan setiap dokter yang lulus dapat ditempatkan dan mengobati masyarakat di seluruh kawasan Hindia Belanda.

Meskipun saat lulus sudah mendapat gelar sebagai seorang dokter, akan tetapi lulusan Stovia hanya boleh menjadi asisten dokter asal Belanda saja.

"Kalaupun mereka (lulusan Stovia) jadi dokter utama, itu mereka ditempatkan di pelosok untuk mengobati pekerja di perkebunan," kata Titis.

Baca juga: 5 Ide Spot Foto di Museum Kebangkitan Nasional, Ada Ruang Pameran

Kurikulum yang digunakan selama masa belajar di Stovia pun menyesuaikan dengan kurikulum sekolah kedokteran di Belanda. Hal ini dilakukan supaya kualitas lulusan Stovia bisa setara dengan dokter lulusan Belanda.

"Meskipun sudah lulus jadi dokter, mereka kurang diakui oleh masyarkat. Maka dari itu kebanyakan lulusan Stovia langsung melanjutkan pendidikan dokter di Belanda supaya bisa diakui," papar Titis.

Stovia mulanya dibuka untuk kalangan laki-laki pribumi, saat itu sekolahnya berupa ikatan dinas dan gratis. Setelahnya Stovia menjadi sekolah berbayar, dan terbuka untuk semua kalangan.

Baca juga: 4 Tips Berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional, Naik Transportasi Umum

Gedung yang digunakan sebagai sekolah sekaligus asrama para pelajar Stovia pada masa itu kini dijadikan Museum Kebangkitan Nasional. Lokasinya di Jalan Abdul Rachman Saleh Nomor 26, Senen, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat.

Gedung Stovia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Banjir di RSCM, Minggu (23/2/2020)KOMPAS.com/Tia Astuti Banjir di RSCM, Minggu (23/2/2020)

Dilansir dari laman resmi Museum Kebangkitan Nasional, seiring perkembangan zaman, gedung Stovia dianggap tidak lagi representatif untuk dijadikan sebagai tempat pendidikan dokter.

Oleh karena itu, sekitar tahun 1919 pemerintah Hindia Belanda membangun gedung baru di Salemba yang diberi nama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (sekarang menjadi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo).

Pelajar yang dulu menetap di asrama kemudian diberikan kebebasan untuk memilih tempat tinggal di asrama ataupun indekos di rumah penduduk.

Baca juga: Museum Kebangkitan Nasional Jakarta: Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Setelahnya, pada 5 Juli 1920 secara resmi seluruh kegiatan pendidikan Stovia dipindahkan ke jalan Salemba yang sampai sekarang dikenal dengan "Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia".

Penggunaan gedung Stovia sebagai tempat kegiatan pembelajaran berakhir saat bala tentara Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com