Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2023, 18:43 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jelang Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei, mempelajari sejarah di Museum Kebangkitan Nasional jadi salah satu kegiatan yang bisa dicoba.

Museum ini beralamat di Jalan Abdul Rachman Saleh Nomor 26, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Baca juga:

Dari Stasiun Gondangdia, Kompas.com bertolak menuju kawasan Senen dengan menumpangi ojek online (daring).

Gedung Museum Kebangkitan Nasional terletak di antara deretan gedung militer, tepatnya di sebelah kiri jalan jika datang dari arah Kwitang.

Usai menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit, Kompas.com tiba tepat di depan gedung putih bergaya kuno.

"Biasanya banyak yang bingung dimana pintu gerbang museum karena kita ada di kawasan militer dan tepat di tepi jalan raya," tutur Educator Museum Kebangkitan Nasional, Titis Kuncoro Wati kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Sesampainya di pintu masuk, Kompas.com diminta untuk mengisi data diri di buku tamu terlebih dahulu, setelah itu langsung diajak berkeliling oleh Titis.

Melihat kelas dan asrama pelajar Stovia

Pengunjung mengisi buku tamu saat masuk ke Museum Kebangkitan Nasional.KOMPAS.com/SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Pengunjung mengisi buku tamu saat masuk ke Museum Kebangkitan Nasional.

Ruang pameran di Museum Kebangkitan Nasional dibagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan khusus sejarah Stovia dan kawasan khusus sejarah kebangkitan nasional.

Pertama-tama, Kompas.com diajak menyusuri kawasan khusus sejarah Stovia atau sekolah kedokteran pertama di Indonesia, salah satunya dari bekas ruang kelas yang kini digunakan sebagai ruangan pameran.

Menurut informasi dari Titis, semua pajangan di ruangan pameran merupakan replika dari zaman dahulu.

Baca juga: Cara menuju ke Museum Kebangkitan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL

Dari semua pajangan di ruang pameran, ada dua alat medis zaman dahulu yang menarik perhatian Kompas.com yakni replika alat pemecah kepala dan replika alat pernapasan buatan.

Untuk replika alat pemecah kepala, bentuknya hampir serupa dengan mesin jahit berukuran besar. Alat ini dilengkapi bagian berbentuk roda dan cetakan lingkaran di bagian tengah yang diperkirakan sebagai titik diletakkannya kepala manusia.

Replika mesin pemecah kepala di Museum Kebangkitan Nasional.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Replika mesin pemecah kepala di Museum Kebangkitan Nasional.

Selain memajang replika barang barang yang berhubungan dengan Stovia, di setiap ruangan juga memuat informasi lengkap mengenai setiap tema ruangan.

Mulai dari informasi sejarah dibentuknya Sekolah Dokter Djawa, dibangunnya Stovia, informasi seputar lulusan Stovia, hingga ruangan tempat dibentuknya organisasi Budi Oetomo.

Di sepanjang selasar bekas ruang kelas, terdapat kursi yang bisa diduduki oleh pengunjung jika lelah berkeliling.

Baca juga: 4 Tips Berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional, Naik Transportasi Umum

Ada juga sebuah lonceng berukuran besar yang digantung di dekat bekas ruang kelas. Lonceng tersebut difungsikan layaknya sebuah bel untuk mengumpulkan siswa pada zamannya.

Setelah melihat bekas ruang kelas, Kompas.com beranjak ke ruangan bekas asrama pelajar Stovia. Asrama ini berbentuk layaknya barak militer dengan deretan dipan, lemari, dan koper yang bentuknya seragam.

Titis mengatakan, jumlah siswa yang tidur di asrama ini menyesuaikan dengan jumlah siswa yang masuk Stovia setiap tahunnya.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik Mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik Mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Indahnya Panorama Bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Indahnya Panorama Bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, Mulai Rp 746.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, Mulai Rp 746.000

Travel Update
Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Travel Tips
Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Jalan Jalan
Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jalan Jalan
Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Travel Update
Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Travel Update
6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Menparekraf Imbau Wisatawan dan Masyarakat Sekitar Waspada

Gunung Marapi Meletus, Menparekraf Imbau Wisatawan dan Masyarakat Sekitar Waspada

Travel Update
Wisatawan Nusantara Makin Wara-wiri, Tertinggi Selama Pandemi

Wisatawan Nusantara Makin Wara-wiri, Tertinggi Selama Pandemi

Travel Update
5 Perbedaan Gunung Marapi dan Merapi, Jangan Salah 

5 Perbedaan Gunung Marapi dan Merapi, Jangan Salah 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com