Selanjutnya Kompas.com di ajak untuk sedikit menyusuri area hutan kecil di dekat Kampung Ekowisata Keranggan.
Area itu biasanya digunakan untuk memberi pengalaman berkeliling hutan atau jungle track bagi para pengunjung Kampung Ekowisata Keranggan.
Baca juga: Ada Kampung Ekowisata di Tangsel, Dulunya Tempat Kumuh
Di hutan itu terdapat berbagai macam pohon yang berasal dari Brazil, Amerika, Afrika, Lorea, Eropa, Rusia dan China.
Area hutan adalah milik Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) namun bisa diakses oleh Kampung Ekowisata Keranggan.
Setelah melewati area hutan, Kompas.com diarahkan untuk menuju arah desa.
Baca juga: Harga Tiket dan Jam Buka Kampung Ekowisata Keranggan Tangsel
Di arah desa banyak warga yang masih berkegiatan seperti membuat makanan tradisional seperti kembang goyang dan akar kelapa.
Harganya cukup murah, yakni Rp 5.000 per satu bungkusnya.
Selain itu, kami juga sempat bertemu dengan warga yang sedang membuat jala ikan, berkeliling ke area panahan, area pelatihan kerajinan, menari, serta alat musik Degung Sunda.
Kami juga sempat mencoba memainkan alat musik seperti gamelan yang ternyata tidak semudah kelihatannya untuk dimainkan.
Baca juga: 3 Tips ke Kampung Ekowisata Keranggan Tangsel, Jangan Lupa Reservasi
Sebelum pulang, Kompas.com milih untuk foto-foto di beberapa spot foto Instagramable di Kampun Ekowisata Keranggan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB, Kompas.com pun memilih untuk segera pulang karena Kampung Ekowisata Keranggan tutup pada pukul 17.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.