KOMPAS.com - Bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni. Tahun ini, Hari Lahir Pancasila diperingati pada Kamis, (1/6/2023) mendatang.
Mengenang kelahiran Pancasila, maka tidak bisa lepas dari masa pengasingan Soekarno atau Bung Karno di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga:
Salah satu tempat lahir gagasan Pancasila adalah rumah pengasingan Bung Karno yang berlokasi di Jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende.
Selain tempat bersejarah, ada sejumlah fakta menarik mengenai rumah pengasingan Bung Karno di Ende.
Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen pidato Bung Karno dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) di Gedung Volksraad (sekarang bernama Gedung Pancasila).
Sidang BPUPKI tersebut dalam rangka merumuskan dasar negara Republik Indonesia.
Pada 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai Pancasila. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.
Penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Hari Libur Nasional ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Berikut fakta menarik mengenai rumah pengasingan Bung Karno di Ende, Flores, NTT seperti dihimpun Kompas.com.
Bung Karno diasingkan ke Kota Ende oleh Belanda selama empat tahun, mulai dari 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.
Selama pengasingan tersebut, Bung Karno tinggal di rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru, seperti dilansir dari laman Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Selama di pengasingan, Bung Karno ditemani oleh istrinya Inggit Garnasih, ibu mertuanya Amsi, serta kedua anak angkatnya Ratna Juami dan Kartika. Rumah ini adalah salah satu rumah di Kota Ende yang berasal dari masa kolonial.
Baca juga:
Pada 1951, dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia, Bung Karno mengunjungi rumah tempat pengasingannya di Ende.
Mengutip situs Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Bung karno yang kala itu telah menjabat sebagai Presiden RI, bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyampaikan niatnya agar rumah pengasingan itu dijadikan museum.
Kemudian, pada kunjungan keduanya 16 Mei 1954, Bung Karno akhirnya meresmikan rumah tersebut sebagai rumah museum.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.