Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan ke Desa Tenganan Pegringsingan Bali Naik 100 Persen pada 2023

Kompas.com - 25/05/2023, 16:15 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Kunjungan ke Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, naik hingga 100 persen per hari, jika dibandingkan dengan kunjungan wisatawan tahun lalu.

Dikutip dari Tribun Bali, kunjungan wisatawan masih didominasi wisatawan mancanegara (wisman), seperti dari Eropa dan Australia.

Diperkirakan kunjungan akan terus naik hingga Agustus mendatang, ketika beberapa negara memasuki musim liburan.

"Mereka datang ke Tenganan Pegringsingan tujuannya untuk melihat keasrian, adat istiadat, dan budaya. Tenganan Pegringsingan memiliki kelebihan di sektor budaya. Apalagi Bulan Juni 2023 akan digelar Gered Pandan. Mungkin wisatawan terus naik," kata Ketua Pengelola Wisata Tenganan Pegeringsingan, I Putu Wiadnyana, Rabu (24/5/2023).

Baca juga:

Ia menyebutkan, saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tenganan Pegeringsingan mencapai sekitar 75-80 orang per hari. Sementara pada 2022, setiap harinya hanya ada 10-20 wisatawan.

Angka ini diperkirakan sudah kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.

"Semoga jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tenganan Pegringsingan terus mengalami peningkatan. Apalagi beberapa hari terakhir akan digelar tradisi serangkaian usaba sambah," kata dia.

Pesona alam dan atraksi budaya jadi daya tarik

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Tenganan Pegringsingan di Bali, Jumat (24/9/2021).Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Tenganan Pegringsingan di Bali, Jumat (24/9/2021).

Dikutip dari situs Jaringan Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Desa Wisata Tenganan Pegringsingan memiliki karakteristik sebagai destinasi budaya, khususnya terkait kebudayaan Bali masa pra-Majapahit.

Hal itu membuat desa ini dikenal sebagai Desa Bali Aga atau desa tua.

Letak desa ini sekitar 48 kilometer dari Ubud, atau bisa ditempuh dengan berkendara sekitar 1,5 jam.

Di sana, wisatawan bisa menemukan hutan adat yang lestari dan area persawahan luas nan menyegarkan mata, serta sungai dengan air jernih.

Atraksi budaya juga menjadi daya tarik utama desa ini karena tidak ada di tempat lain, seperti Tradisi Perang Pandan.

Baca juga: 10 Wisata Budaya di Ubud, Bisa Lihat Tari Tradisional Bali

Beberapa kerajinan tangan khas desa juga kerap dijadikan buah tangan para wisatawan, seperti kerajinan tenun grinsing yang langka dan hanya ada di tiga tempat di dunia.

Menurut Wiadnyana, peningkatan kunjungan wisata juga memengaruhi penjualan kerajinan, termasuk tenun grinsing.

"Selain kain grinsing, ada juga kerajinan buat tulisan dan gambar di lontar. Permintaannya lumayan meningkat. Penjual cinderamata khas Tenganan Pegeringsingan. Dan ini sangat beerdampak pada ekonomi warga," ujar Wiadnyana.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com