Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara ke Museum Multatuli Naik KRL, Turun Di Stasiun Rangkasbitung

Kompas.com - 27/05/2023, 07:23 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Multatuli menyimpan rekam sejarah perlawanan rakyat Indonesia di Kabupaten Lebak, Banten, saat menghadapi pemerintah kolonial Hindia Belanda, termasuk perlawanan Multatuli.

Bernama asli Eduard Douwes Dekker, Multatuli mengungkapkan keadaan Indonesia saat dijajah oleh pemerintah kolonial melalui sebuah buku berjudul Max Havelaar.

Baca juga:

"Di sini ada juga sejarah keberadaan Kabupaten Lebak, dan tidak banyak yang tau kalau di Rangkasbitung dulu punya tambang emas terbesar setelah Freeport," kata edukator Museum Multatuli, Ginandar saat ditemui oleh Kompas.com di Museum Multatuli, Jumat (26/5/2023).

Wisatawan yang ingin mengetahui sejarah datangnya penjajah ke Banten dan terbentuknya Kabupaten Lebak, bisa datang ke Museum Multatuli.

Cara menuju Museum Multatuli

Situasi Stasiun Rangkasbitung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ramai oleh pemudik yang hendak naik kereta lokal ke Pelabuhan Merak, Kamis (20/4/2023).KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Situasi Stasiun Rangkasbitung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ramai oleh pemudik yang hendak naik kereta lokal ke Pelabuhan Merak, Kamis (20/4/2023).

Museum Multatuli berada di dekat Alun-Alun Rangkasbitung, tepatnya di Jalan Alun-Alun Timur Nomor 8, Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Wisatawan yang datang dari arah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang Selatan bisa naik KRL Commuter Line lalu turun di Stasiun Rangkasbitung. KRL menuju Stasiun Rangkasbitung saat ini bisa diakses dari Stasiun Tanah Abang di peron 5 dan 6.

Begitu juga wisatawan yang datang dari arah Pelabuhan Merak, bisa naik kereta api lokal dan turun di Stasiun Rangkasbitung.

Museum Multatuli berada sekitar 1,9 kilometer dari Stasiun Rangkasbitung. Museum bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 16 menit.

Baca juga:

Bila ingin cepat sampai di lokasi, wisatawan juga bisa naik angkutan umum (angkot) ke Museum Multatuli.

"Bisa naik angkot warna merah, nanti arahkan untuk berhenti di depan Alun-Alun Rangkasbitung," kata Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Perjalanan ke Museum Multatuli naik angkot membutuhkan waktu sekitar lima menit dengan ongkos Rp 5.000 per orang.

Nantinya angkot yang ditumpangi akan berhenti di depan Museum Multatuli, persis di dekat Alun-Alun Rangkasbitung. Setelah itu wisatawan bisa langsung membeli tiket masuk museum Museum Multatuli di meja petugas.

Sebagai informasi, Museum Multatuli buka setiap hari Selasa sampai Jumat mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, sedangkan pada akhir pekan buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

"Museum Multatuli tutup hari Senin dan libur nasional," kata Ginandar.

Baca juga: DAMRI Layani Rute Stasiun Rangkasbitung-Pantai Sawarna Mulai Rp 50.000

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com