Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2023, 16:16 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bicara perihal barang antik seakan tidak ada habisnya, apalagi di kalangan penggemarnya yang kerap berburu "harta karun" di pasar loak.

Di Jakarta, salah satu pasar barang antik yang cukup terkenal berlokasi di sepanjang Jalan Surabaya, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca juga:

"Kawasan ini dulunya ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara (wisman), bahkan dulu mereka (wisman) datang sebanyak dua hingga tiga bus besar," kata Ketua di pasar barang antik Jalan Surabaya bernama Tamim (45) kepada Kompas.com di lokasi, Rabu (7/6/2023).

 

Namun sayangnya, lanjut Tamim, saat ini jumlah wisman yang datang ke pasar barang antik Jalan Surabaya termasuk sepi. Hanya beberapa kalangan wisman yang tampak lalu lalang berburu barang antik di Jalan Surabaya.

Salah satu wisman yang kerap berkunjung ke Jalan Surabaya untuk mencari barang antik  yaitu Arens, wisman asal Belanda yang senang mengoleksi batu timbangan.

Sulitnya mencari batu timbangan antik di Jalan Surabaya

Ilustrasi timbangan dan batu timbangan.Dok. Wikimedia Commons/Poussin jean Ilustrasi timbangan dan batu timbangan.

Saat menjelajahi Jalan Surabaya pada Rabu (7/6/2023), Kompas.com berbincang dengan Arens perihal kesukaannya mengoleksi batu timbangan antik.

"Saya sudah 25 tahun yang lalu ke Indonesia dan memang sering ke sini (Jalan Surabaya) untuk mencari batu timbangan," kata Arens.

Ia menceritakan, pada saat ia pertama kali datang ke Jalan Surabaya, suasana tempat ini masih ramai dan terdapat banyak pedagang yang menawarkan beragam batu timbangan antik.

"Dulu di sini banyak yang jual batu timbangan, sekarang sudah tidak ada lagi, sudah habis, tidak ada batu timbangan baru yang saya temukan," ujarnya.

Ia melanjutkan, kesenangannya terhadap barang antik ini juga didukung oleh sang istri. Akan tetapi, katanya, hal ini berlaku untuk batu timbangan saja.

"Saya hanya mencari batu timbangan, yang lain tidak boleh dibeli. Kalau saya beli yang lain, istri saya marah di rumah. Katanya, rumahnya bukan museum," tutur Arens.

Baca juga:

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com