Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2023, 10:54 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di antara deretan penjual barang antik yang menjajakan dagangan di sepanjang trotoar Jalan Surabaya, terselip beberapa penjual yang sudah melapak lebih dari 40 tahun lamanya.

"Saya di sini sejak 1976, sejak kawasan ini masih belum seperti, dulu masih berbentuk lapak di trotoar," kata salah seorang pedagang barang antik di Jalan Surabaya bernama Anas kepada Kompas.com di lokasi, Rabu (7/6/2023).

Baca juga:

Selain Anas, ada pula Rahmad, pedagang barang antik yang sudah menggelar dagangan di Jalan Surabaya sejak tahun 1970.

"Saya sejak awal di sini, ketika suasana di sini masih ramai, sekitar 1970-an," kata Rahmad kepada Kompas.com, Rabu (7/6/2023).

Kepada Kompas.com, Anas dan Rahmad bercerita sepak terjang berdagang barang antik di Jalan Surabaya selama 40 tahun.

 

Cerita penjual barang antik di Jalan Surabaya

Sembari membersihkan beberapa patung yang berdebu, Anas bercerita bahwa keadaan pasar barang antik di Jalan Surabaya dulu sangat ramai. Khususnya di kalangan wisatawan mancanegara (wisman).

Keadaan perekonomian pada saat itu, kata Anas, sangat bagus. Wisman kerap berburu barang antik untuk dijadikan suvenir.

"Ekonomi dari tahun 1990-an sampai 2000-an pada saat itu masih bagus, pengunjung masih ramai," kata Anas.

Ia melanjutkan, beberapa pengunjung yang menyusuri pasar barang antik pada saat itu banyak dari kalangan kolektor.

Barang yang Anas jual pun datang dari sumber yang beragam, mulai dari bekas koleksi orang lain, hingga dicari langsung ke pengepul barang bekas di kampung halaman.

Baca juga: Cerita Turis Belanda Kolektor Batu Timbangan Antik di Jalan Surabaya

Potret pengunjung di kawasan pasar barang antik Jalan Surabaya.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Potret pengunjung di kawasan pasar barang antik Jalan Surabaya.

Harga barang antik yang dijual pun cukup fantastis, berkisar mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 50 juta.

Hal serupa juga dingkapkan oleh Rahmad. Memasuki usianya yang ke 63 tahun, Rahmad tetap giat mencari dan menjual barang antik di Jalan Surabaya.

"Kalau saya biasanya dapat barang antik dari kampung halaman di Cilacap. Di sana memang sudah ada pengepul barang antik. Jadi kita tinggal pesan mau barang yang seperti apa," ujar Rahmad.

Selain untuk koleksi pribadi, Rahmad mengatakan, biasanya orang-orang "berburu" barang antik ke Jalan Surabaya untuk kepentingan dekorasi.

Itulah kenapa Rahmad mengategorikan harga barang antik sesuai tujuan kegunaan. Biasanya, kata Rahmad, harga barang antik yang masih berfungsi akan lebih mahal dibanding barang antik yang sudah tidak berfungsi.

Baca juga: Cara ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya di Jakarta Naik KRL

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com