KOMPAS.com – Keris Indonesia merupakan warisan budaya yang telah ditetapkan sebagai Karya Agung Budaya Dunia oleh UNESCO pada 25 November 2005, dan terinskripsi dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda pada 2008.
Tepat 19 tahun diakuinya keris Indonesia sebagai Karya Agung Budaya Dunia oleh UNESCO pada Senin (25/11/2024), 200 lebih koleksi keris dari berbagai daerah di Indonesia dipamerkan di Museum Nasional Indonesia.
Pameran ini diselenggarakan oleh Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) yang bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Baca juga: Ada Proses Jamasan Keris di Museum Pusaka TMII, Seperti Apa?
Pameran dilakukan dalam rangka untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya keris sebagai warisan budaya dan memperkenalkan keris pada generasi muda melalui program edukasi, literasi dan pameran.
Lihat postingan ini di Instagram
Berdasarkan pengamatan Kompas.com saat berkunjung ke pameran keris yang bertajuk Pesona Keris Nusantara di Museum Nasional Indonesia pada Senin (25/11/2024), berikut ini merupakan empat rumpun keris Indonesia yang dipamerkan di pameran keris ini.
Rumpun keris Jawa dan Madura mencakup daerah Jawa Timur, Solo, Jogjakarta, Sunda, Cirebon, dan Banten. Keris Jawa merupakan salah satu puncak karya seni Nusantara yang berkembang sejak abad ke-9 Masehi di Pulau Jawa.
Perannya tidak hanya sebagai senjata, tetapi juga simbol status, kewibawaan, perlengkapan busana, hingga bagian dari upacara adat.
Pada masa Mataram Sultan Agung (1591–1645 Masehi), budaya keris Jawa mencapai puncaknya dengan penyebaran ke berbagai wilayah Nusantara.
Baca juga: Bawa Keris dan Arca, Museum Tosan Aji Ikut Pameran di Surabaya
Pembuatan keris Jawa melibatkan aspek penting seperti pamor, dapur, tangguh, ricikan, serta kelengkapan lainnya seperti warangka dan hulu.
Selain itu, keris Jawa dianggap sebagai salah satu dari lima kelengkapan hidup seorang pemuda, yakni keris (curiga), rumah (wisma), kuda (turangga), istri (wanita), dan burung (kukila).
Budaya keris di Madura memiliki keterkaitan erat dengan keris Jawa. Berdasarkan babad tanah Jawi, keris Madura dibawa oleh mpu Supo ketika mencari pusaka agung Majapahit yang hilang.
Sejak era Majapahit, seni pembuatan keris berkembang di Madura melalui ajaran mpu Keleng kepada Jaka Tole.
Baca juga: Keris Setan Kober, Pusaka Legendaris Milik Arya Penangsang
Pengaruh Kerajaan Mataram Islam turut menyebarkan budaya keris Jawa ke Madura dan wilayah pesisir lainnya seperti Rembang, Tuban, Pasuruan, dan Surabaya.
Keris Madura memiliki ciri khas pada perabotnya, seperti hulu donoriko dan warangka dhang-odhangan, dengan motif tumbuhan, kerang, kuda bersayap, naga, dan senjata perang. Pada bilahnya, keris Madura menonjol dengan logam yang keras dan pamor bertekstur tegas.
Rumpun keris Melayu mencakup wilayah seluruh Sumatera hingga Semenanjung Melayu, yang awalnya dipengaruhi oleh budaya keris Jawa melalui jalur perdagangan, peperangan, dan pernikahan, khususnya pada era Singasari (abad ke-13 Masehi) hingga ekspansi Majapahit dan Mataram Islam.