Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Baduy dari Bentara Budaya Jakarta

Kompas.com - 06/04/2016, 23:42 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bentara Budaya Jakarta, Rabu (6/4/2016) malam, mendadak berasa pindah kota. Sejumlah sosok lelaki berbaju hitam dan mengenakan ikat kepala dan perempuan berkebaya sederhana berseliweran, pun pernak-pernik berbahan bambu bertebaran. 

Pada Rabu malam ini, Bentara Budaya Jakarta menjadi tuan rumah hajatan bertema Baduy. Serangkaian kegiatan dan pameran yang akan berlangsung sampai Minggu (10/4/2016), mengusung semangat "Rayakan Perbedaan Baduy Kembali".

"Pameran ini bertema Baduy Kembali, (bercerita) bagaimana Badui dulu dan masa kini," ungkap General Manager Bentara Budaya Jakarta Frans Sartono kepada Kompas.com, di lokasi kegiatan. 

Bila Baduy kerap dianggap lekat dengan ketertutupan dan berjarak dengan teknologi, serangkaian kegiatan ini mengangkat fakta yang berkebalikan. Sartono pun bertutur, sekarang masyarakat Baduy juga sudah akrab dengan ponsel dan internet, tanpa kehilangan akar budayanya pula.

"Ini menunjukkan ke-modern-an bisa membawa kebaikan, bukan bencana (seperti) yang mereka khawatirkan," lanjut Sartono. 

Kegiatan bertema Baduy tersebut merupakan kerja sama Kompas.com dan Bentara Budaya Jakarta. Harapannya, kata Sartono, masyarakat bisa lebih memahami budaya Baduy. Menurut dia, selama ini Baduy akrab terdengar tetapi sisi dalam budayanya tak benar-benar diketahui publik.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Kesenian angklung dari Suku Baduy memeriahkan Konser Membaca Baduy dalam rangkaian Gerakan Rayakan Perbedaan Baduy Kembali di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (6/4/2016).

"Di sini kita bisa melihat kesederhanaan masyarakat Baduy lewat perkakas yang ditampilkan. Itu adalah potret yang mereka masih lakukan dan pakai sampai sekarang," papar Sartono.

Sementara itu, Director Group of Digital Kompas Gramedia Andy Budiman menyatakan pameran ini ingin mengedepankan bahwa modernisasi bisa terjadi tanpa menghilangkan kebudayaan. Justru, ujar dia, pameran kebudayaan seperti ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat.

"Kami berharap kerja sama kompas.com tentang Baduy ini juga bisa menggambarkan kekayaan budaya Baduy," tutur Andy saat memberikan sambutan.

Andy sempat mencuplik sepenggal ungkapan Baduy yang memberinya inspirasi tentang nilai kehidupan sejati. "(Bahwa) tidur sekadar menghilangkan kantuk, makan sekadar tidak lapar, dan berpakaian sekadar tidak telanjang," sebut dia.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Musisi Jodhi Yudono bersama Tlaga Swara menghibur penonton saat Konser Membaca Baduy dalam rangkaian Gerakan Rayakan Perbedaan Baduy Kembali di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (6/4/2016). Kegiatan yang berlangsung hingga 10 April mendatang menampilkan pameran seni dan budaya Baduy, penampilan musik budaya kolaborasi musisi modern dengan musisi Baduy, diskusi, pagelaran busana yang menghadirkan kain-kain tenun Baduy.

Menurut Andy, nilai-nilai dalam bahasa lugas semacam itu layak kembali diangkat untuk menjadi pedoman hidup. Terutama, sebut dia, pada kondisi masyarakat sekarang yang disebut cenderung individualis.

Pegiat literasi sekaligus aparat desa Baduy, Sarpin, berharap pameran di Bentara Budaya Jakarta menjadi kesempatan bagi masyarakat luas mengenal lebih dekat kehidupan warga Baduy. 

"(Tanpa harus ke Baduy), masyarakat bisa melihat budaya Baduy yang masih bertahan hingga saat ini," ungkap Sarpin di lokasi acara. 

Setelah dibuka pada Rabu malam, ada sederet acara yang bisa dinikmati selama pameran, mulai dari pameran seni budaya Baduy, konser musik “Membaca Baduy”, kolaborasi musisi modern dengan musisi Baduy, hingga diskusi dengan sosiolog, antropolog, dan narasumber dari Baduy. Akan ada pula pagelaran busana yang menghadirkan kain-kain tenun Baduy.

Sebelumnya, Kompas.com telah mengangkat tema Baduy dalam karya multimedia di kanal Visual Interaktif Kompas (VIK), yaitu Baduy Kembali. Selain itu, berlangsung pula kompetisi blog tentang budaya Baduy dari kompasiana.com selama pameran digelar di Bentara Budaya Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com